Islamedia - Pihak oposisi yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (FSA)
menyatakan militer Pemerintah Suriah pro rezim Bashar al Assad dan milisi Syiah Hizbullah dari Lebanon menggunakan senjata kimia pada Rabu (19/6)
kemarin.
Serangan senjata kimia tersebut berpusat di kota Zamalka pinggiran Damaskus. Akibat serangan tersebut, banyak korban meninggal karena menghirup gas beracun. Sedangkan beberapa orang lainnya mengalami gangguan pernafasan, sebagaimana dilaporkan al-arabiya, Kamis (20/6).
Tank-tank rezim Pemerintah Ass'ad Suriah juga telah memporak-porandakan lahan pertanian di kota Zabadani. Tank masuk melalui pintu kota dan membombardir wilayah tersebut.
Isu penggunaan senjata kimia oleh rezim militer Assad memang sudah lama disebut oleh AS dan negara-negara Uni Eropa. Mereka juga memberikan berbagai bukti tentang penggunaan senjata kimia termasuk gas saraf sarin dari beberapa sampel tanah di kota Damaskus.
Serangan senjata kimia tersebut berpusat di kota Zamalka pinggiran Damaskus. Akibat serangan tersebut, banyak korban meninggal karena menghirup gas beracun. Sedangkan beberapa orang lainnya mengalami gangguan pernafasan, sebagaimana dilaporkan al-arabiya, Kamis (20/6).
Tank-tank rezim Pemerintah Ass'ad Suriah juga telah memporak-porandakan lahan pertanian di kota Zabadani. Tank masuk melalui pintu kota dan membombardir wilayah tersebut.
Isu penggunaan senjata kimia oleh rezim militer Assad memang sudah lama disebut oleh AS dan negara-negara Uni Eropa. Mereka juga memberikan berbagai bukti tentang penggunaan senjata kimia termasuk gas saraf sarin dari beberapa sampel tanah di kota Damaskus.
Sementara itu, FSA mengatakan bahwa mereka berhasil mengambil kendali bandara militer di wilayah Deir Al-Zour.
Di
Aleppo, aktivis oposisi mengatakan korban dilaporkan berjatuhan setelah
setidaknya 30 rudal, yang diduga ditembakkan oleh pasukan pemerintah,
menargetkan pinggiran kota al-Ghanto.[alarabiya/rol/im]