Islamedia - Alam mengajarkan kita untuk senantiasa bergerak agar tercipta sebuah
kesempurnaan sebagaimana fungsinya ia diciptakan.
Seperti air, apabila ia terus
tergenang dalam sebuah wadah, maka ia akan jauh dari manfa'at.
Menjadi
'ada' adalah karunia, sebab kita tidak dapat meng'ada'kan diri kita
sendiri. Tapi menjadi 'ada' saja tidaklah cukup, kita 'ada' karena
diperintahkan untuk memiliki 'makna', untuk bisa ber'arti'.
Hakikat
sebuah penciptaan adalah untuk terus bergerak menghadirkan manfaat dan
perubahan.
Seperti bumi dan matahari yang tak pernah malas untuk bergerak
dan terus berputar pada porosnya sehingga tercipta keseimbangan alam, sebagaimana
Allah berfirman:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya…"(Yaa Siin: 38).
"Tidakkah
engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya ber-tumpuk2, lalu engkau lihat
hujan keluar dari celah2-nya.." (An-Nuur: 43).
Bergerak adalah 'keberkahan'.
Mukmin
yang cerdas adalah yang senantiasa mampu mengendalikan diri dan menata
dirinya untuk hari esok. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah pada salah satu
hadist-nya, bahwa 'hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jika hari ini
sama dengan hari kemarin, maka kita termasuk dalam golongan orang-orang yang
merugi'.
Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr:
18).
Bagaimana mungkin kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat jika enggan untuk bergerak?
Allah
telah menciptakan kita, bukan untuk menjadi sia-sia tak berguna, tapi agar
dapat bermakna, bermanfaat, baik bagi agama, bangsa dan sesama.
Maka,
teruslah bergerak dengan niat yang baik lillahi ta'ala, agar menghasilkan
sebuah kebaikan. Jadikan diri kita bermakna dan jangan sia-siakan karunia hidup yang
telah diberikan Allah.[islamedia]