Islamedia - Di tengah pelaksanaan pemilu yang sedang dilaksanakan di Malaysia, terdapat
sebuah kejadian yang kurang menyenangkan.
Hal ini adalah terjadinya serangan para peretas terhadap situs partai oposisi Malaysia, Pakatan Rakyat.
Hal ini adalah terjadinya serangan para peretas terhadap situs partai oposisi Malaysia, Pakatan Rakyat.
Seperti yang dilansir The Verge (4/5/2013), malam sebelum pencoblosan
dimulai, dunia maya Malaysia diramaikan oleh banjir serangan blokir ISP
dan DDoS terhadap berbagai situs. Akibatnya, situs resmi Pakatan rakyat
beserta berbagai media independen pun menjadi korbannya.
Aksi paling kentara sendiri terjadi terhadap situs Pakatan Rakyat. Akibatnya, situs ini banjir pengunjung palsu karena diserang DDoS.
Serangan ini sendiri dipercayai semakin menjadi-jadi semenjak pemilu di Malaysia mendekati hari pemilihan. Tercatat, selama seminggu terakhir, berbagai situs media online pun turut menjadi sasaran.
Hingga kini, diyakini serangan ini memang ditujukan terhadap penentang rezim yang sedang berkuasa. Sehingga, dipercayai aktor di balik ini semua masih orang dalam Malaysia sendiri.
Selain serangan ini, berbagai ISP di Negeri jiran tersebut pun menutup berbagai domain. Hal ini dilakukan untuk menutup berbagai kritik pedas yang ditujukan terhadap rezim pemerintahan yang sedang berjalan.
Sehingga, selain situs lokal, berbagai video YouTube dan laman Facebook pun dihalangi aksesnya oleh para ISP. Lagi-lagi, yang menjadi korban adalah partai oposisi dengan ditutupnya laman Facebook mereka secara sepihak.
Aksi paling kentara sendiri terjadi terhadap situs Pakatan Rakyat. Akibatnya, situs ini banjir pengunjung palsu karena diserang DDoS.
Serangan ini sendiri dipercayai semakin menjadi-jadi semenjak pemilu di Malaysia mendekati hari pemilihan. Tercatat, selama seminggu terakhir, berbagai situs media online pun turut menjadi sasaran.
Hingga kini, diyakini serangan ini memang ditujukan terhadap penentang rezim yang sedang berkuasa. Sehingga, dipercayai aktor di balik ini semua masih orang dalam Malaysia sendiri.
Selain serangan ini, berbagai ISP di Negeri jiran tersebut pun menutup berbagai domain. Hal ini dilakukan untuk menutup berbagai kritik pedas yang ditujukan terhadap rezim pemerintahan yang sedang berjalan.
Sehingga, selain situs lokal, berbagai video YouTube dan laman Facebook pun dihalangi aksesnya oleh para ISP. Lagi-lagi, yang menjadi korban adalah partai oposisi dengan ditutupnya laman Facebook mereka secara sepihak.
[nvl/mrdk/im]