Islamedia - Quran Surat (Q.S.) Furqan ayat 51 dimulai dengan kata “Walau nasyaa” yang artinya “Dan jika Kami kehendaki.” Setiap ayat yang dimulai dengan kalimat “Dan jika Kami kehendaki” atau “Dan jika Tuhanmu menghendaki” maknanya
adalah Allah SWT bersifat Maha Kuasa untuk melakukan apapun yang
dikehendaki-Nya. Apapun. Tetapi tidak dilakukan-Nya karena berbagai
hikmah dan pelajaran yang harus kita fahami. Misalnya, Allah Maha Kuasa
saja tuk mengutus Rasul-Nya pada setiap daerah, negara, atau pada setiap
waktu tertentu. Namun, Allah tidak melakukannya. Cukuplah Rasulullah
SAW sebagai nabi dan rasul terakhir yang risalahnya berlaku sepanjang
masa dan tempat. Ini mcerminkan ajaran Rasulullah SAW tidak terbatas
ruang dan waktu. Ia universal dan cocok bagi setiap umat manusia kapan
dan dmanapun.
Hal ini sajalah pula dengan firman-Nya dalam Q.S. Sabaa ayat 28 dan Q.S. Ar-Ruum ayat 30. “Dan
Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) mlainkan kepada smua umat manusia
sebagai pbawa kbr gembira dan sebagai pberi peringatan...” (Q.S. 34: 28) “Maka
hadapknlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam sesuai dengan fitrah
Allah disebabkan Dia telah mnciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. 30: 30)
Sebagai bandingan, mari kita buka Q.S. Yunus ayat 99. “Dan
jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi
seluruhnya. Tetapi apakah kamu hendak memaksa manusia agar mereka
menjadi orang-orang yang beriman?” (Q.S. 10: 99) Ayat ini bermakna
jika Allah menghendaki pasti semua orang akan beriman semuanya. Tetapi
tidak dilakukan-Nya. Mengapa? Agar setiap orang berusaha beramal untuk
mendapatkan hidayah-Nya.
Jadi
ada perjuangan. Ada dakwah. Ada pendidikan, dan lain-lain. Bayangkan
kalau semuanya beriman pasti tidak akan ada dakwah dan pendidikan. Tidak
ada perjuangan hidup. Hidup di dunia ini adalah perjuangan sekaligus
ujian keimanan. Ada yang taat ada yang makshiyyat. Ada yang tawadlu rendah hati, tapi ada pula yang sombong dan takabbur.
Bermacam-macam. Namun, orang yang akan selamat dan sukses duniawi dan
ukhrawi adalah orang yang lulus dalan ujiannya untuk terus beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT.
Pada
Q.S. Furqan ayat 53 dijelaskan bahwa salah 1 perintah Allah SWT untuk
terus direnungkan sekaligus digali oleh orang-orang yang beriman adalah
ayat-ayat kauniyyah yang terhampar pada alam ciptaan Nya.
Diantaranya adalah pertemuan dua laut atau dua sungai yang mempunyai dua
rasa yang berbeda. Yang satu tawar dan menyegarkan yang satu asin lagi
pahit. Meskipun keduanya bermuara pada satu laut tetap tetap tidak
bercampur rasanya tetap masing-masing. Seolah olah ada barzakh atau dinding penghalang antara keduanya yang tidak dapat ditembus.
Surat Al Furqan ayat 53 ini sejalan dengan firman Allah pada surat Ar Rahman ayat 19 dan 20. “Dia membiarkan 2 laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu.” (Q.S. 55: 19) “Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (Q.S.
55: 20). Ayat tersebut menyebabkan seorang oceanolog ahli kelautan dari
Perancis temannya Maurice Bucaile masuk Islam dan ucapkan 2 kalimah
syahadat. Karena sesuai fakta yang sedang ditelitinya.
Maha benar Allah dengan segala firman Nya. Demikian tafsir Q.S. Furqan: 51-53 ini. Semoga bermanfaat. Wallahua'alam bi ash shawwab. ■