Islamedia - Gua Tsur terletak di Jabal (Bukit) Tsur. Tepatnya di sebelah selatan Masjidil Haram sejauh 4 kilometer.
Tinggi gua ini dari permukaan laut sekitar 748 meter atau 458 meter
dari permukaan gunung. Gua ini merupakan bebatuan yang keras dan
berbentuk seperti perahu yang terbalik. Tinggi gua ini sekitar 1,25
meter, sedang panjang dan lebarnya 3,5 x 3,5 meter.
Gua ini memiliki dua pintu. Satu pintu dari sebelah barat tempat
dahulu Rasulullah pernah memasukinya. Pintu itu hanya bisa dimasuki oleh
seorang dengan menempelkan perutnya.
Pintu tersebut diperluas pada awal abad ke-9 H dan berakhir pada abad
ke-13 H. Jarak ketinggiannya 1 meter dengan sebuah lorong yang diukir
pada bagian atasnya.
Satu pintu lagi dari sebelah timur. Pintu ini lebih luas dari pintu
pertama. Ada juga yang mengatakan bahwa pintu ini dibuat untuk
memudahkan orang yang berziarah masuk dan keluar dari gua itu. Jarak
antara dua pintu itu adalah 3,5 meter.
Gua Tsur tidak berada di bawah puncak bukit. Medan yang dilalui untuk
sampai ke Bukit tersebut sangat sulit untuk didaki. Untuk sampai ke
sana dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ketika Nabi SAW dan
Abu Bakar sampai di gua ini dalam perjalanan hijrah mereka ke Madinah.
Abu Bakar memasuki gua terlebih dahulu untuk memeriksa apakah di
dalamnya ada binatang buas atau ular. Sedangkan Rasulullah menunggu di
luar.
Setelah Abu Bakar selesai, barulah Nabi SAW memasukinya. Ketika itu
Abdullah bin Abu Bakar ikut juga bermalam bersama keduanya. Ia pulang
dari gua itu menjelang pagi. Pagi harinya ia telah berada bersama
orang-orang Quraisy di Makkah untuk mencari berita.
Setelah itu, ia kembali mendatangi keduanya untuk menyampaikan berita
tentang orang-orang Quraisy. Sedangkan Amir bin Fahirah, pembantu Abu
Bakar, menggiring gembalaannya menghapus jejak Abdullah.
Tentang hal ini Allah menyebutkan dalam firman-Nya, “Jika kamu
tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya.
(Yaitu) ketika orang-orang kafir (Makkah) mengeluarkannya dari Makkah,
sedangkan dia adalah salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
di dalam gua. Di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.’ Maka Allah menurunkan
ketenangan-Nya kepada Muhammad dan membantunya dengan tentara yang kamu
tidak melihatnya.” (QS. At-Taubah: 40).
Dalam Shahih Bukhari, Abu Bakar berkata, “Aku bersama
Rasulullah di dalam gua itu. Aku melihat telapak kaki orang-orang
musyrik. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang dari
mereka mengangkat kakinya, niscaya mereka akan melihat kita.” Namun,
Rasulullah menghibur Abu Bakar dan bersabda, ‘Apakah persangkaanmu terhadap dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah?”
Sesudah tiga malam dan pencarian kaum kafir Quraisy mereda, datanglah
seorang penunjuk jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqat dengan dua
ekor binatang tunggangan. Lalu Abu Bakar memboncengi pembantunya, Amir
bin Fahirah, hingga akhirnya mereka sampai di Madinah Al-Munawwarah.[Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani/rol/im]