Islamedia - Kepala Biro Politik Gerakan
Perlawanan Islam Hamas Khaled Misy’al menegaskan bahwa gerakannya akan
terus melanjutkan kerja untuk pembebasan seluruh tawanan Palestina dari
penjara-penjara Zionis.
Hamas kembali menegaskan janjinya untuk membebaskan tawanan dan komitmen pada jalan jihad dan perlawanan sebagai satu-satunya jalan untuk mengembalikan hak-hak dan tanah yang dirampas, di antaranya adalah hak tawanan untuk hidup bebas dan terhormat di tengah-tengah keluarga dan rakyatnya.
Hal tersebut disampaikan Khalid Misy’al melalui sambungan telepon pada peringatan “Hari Tawanan” dan peringatan pembunuhan pemimpin Hamas Abdul Aziz Rantisi di kota Khan Yunis, Rabu (17/4). Misy’al menegaskan bahwa pembebasan tawanan sudah dekat dan waktu mereka untuk bebas pasti tiba, tidak mungkin tidak.
“Mata kami sekarang ini tertujuk ke al Quds, al Aqsha, Palestina dan kepada pembebasan seluruh tanah suci tanpa melepaskan sejengkalpun.” ungakap Misy'al dikutip dari infopalestina.
Selain itu Misy'al juga menegaskan bahwa gerakan Hamas terus mengulurkan tangan untuk melakukan rekonsiliasi dengan gerakan Fatah demi persatuan nasional. [A.Syafiq/IFP/IM]
Hamas kembali menegaskan janjinya untuk membebaskan tawanan dan komitmen pada jalan jihad dan perlawanan sebagai satu-satunya jalan untuk mengembalikan hak-hak dan tanah yang dirampas, di antaranya adalah hak tawanan untuk hidup bebas dan terhormat di tengah-tengah keluarga dan rakyatnya.
Hal tersebut disampaikan Khalid Misy’al melalui sambungan telepon pada peringatan “Hari Tawanan” dan peringatan pembunuhan pemimpin Hamas Abdul Aziz Rantisi di kota Khan Yunis, Rabu (17/4). Misy’al menegaskan bahwa pembebasan tawanan sudah dekat dan waktu mereka untuk bebas pasti tiba, tidak mungkin tidak.
“Mata kami sekarang ini tertujuk ke al Quds, al Aqsha, Palestina dan kepada pembebasan seluruh tanah suci tanpa melepaskan sejengkalpun.” ungakap Misy'al dikutip dari infopalestina.
Selain itu Misy'al juga menegaskan bahwa gerakan Hamas terus mengulurkan tangan untuk melakukan rekonsiliasi dengan gerakan Fatah demi persatuan nasional. [A.Syafiq/IFP/IM]