Bangun Generasi Anti Sepilis, ITJ Adakan Workshop -->

Bangun Generasi Anti Sepilis, ITJ Adakan Workshop

Selasa, 19 Maret 2013
Islamedia - Untuk menjawab tantangan dakwah, Gerakan #IndonesiaTanpaJIL terus melakukan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi seluruh lapisan umat. Setelah sebelumnya banyak dikenal karena menggelar aksi sebar flyer dan kajian di berbagai tempat di seluruh Indonesia, #IndonesiaTanpaJIL kini mulai melakukan langkah-langkah yang lebih ‘serius’. Workshop seputar pemikiran Islam ini digelar di Kampus IPB Darmaga, Bogor, pada hari Sabtu-Ahad, 16-17 Maret 2013.
  
“#IndonesiaTanpaJIL berusaha merespon tuntutan jaman. Dalam ghazwul fikri, yang akan menjadi pemenang adalah yang paling tajam pemikirannya. Untuk membangkitkan kesadaran akan bahaya Islam liberal, dengan flyer saja sudah cukup. Untuk menambah wawasan, kajian 1-2 jam cukup. Tapi kalau mau serius terjun dalam perang pemikiran, kita butuh kaderisasi yang lebih serius. Untuk itulah workshop ini digelar, dan insya Allah akan berlanjut di daerah-daerah lainnya juga,” kata Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101 yang juga bertindak sebagai narasumber dalam workshop.
  
Workshop yang bertajuk The 1st Worldview of Islam Workshop ini bertujuan memperkenalkan worldview atau pandangan hidup Islam yang benar, sekaligus juga mengenalkan pada berbagai penyimpangan tipikal yang kerap terjadi di tengah-tengah umat Muslim. Dengan mengenali berbagai penyimpangan worldview tersebut, secara tidak langsung para peserta workshop pun akan memahami asal-muasal penyimpangan pemikiran yang terjadi pada para pengusung ideologi Islam liberal.
  
“Banyak orang tidak memahami kebesaran Islam, karena kajian-kajian yang diikutinya tidak membedah pemikiran Islam hingga ke dalamnya, dan juga tidak melakukan komparasi dengan pemikiran yang diajarkan dalam agama atau ideologi lain. Komparasi ini tidak bertujuan untuk menjelek-jelekkan agama lain, namun memang diperlukan agar kita memahami perbedaan yang tegas antara Islam dengan agama lainnya. Sederhananya, agar kita bisa menghargai dengan benar ayat Allah yang berbunyi ‘lakum diinukum wa liyadiin’,” kata Akmal lagi.
  
Workshop yang diselenggarakan oleh #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor ini dihadiri juga oleh para aktivis dari chapter-chapter lainnya, antara lain dari Bekasi, Depok, Tangerang, Karawang, Cikarang, Garut dan Jakarta. Selain itu, ada pula peserta yang datang jauh-jauh dari Jember, meskipun sebelumnya belum pernah bergabung dengan gerakan #IndonesiaTanpaJIL, yaitu Pandu Baharantika. Meski datang dari kota yang cukup jauh, Pandu mengaku sangat bersemangat mengikuti kajian sejak awal hingga akhirnya.
  
Qadriany, yang belum lama berkecimpung dalam aktivitas #IndonesiaTanpaJIL, memberikan komentar yang sangat positif melalui akun Twitternya, “Excellent! Semoga diadakan lagi di kota-kota berikutnya, terutama Jakarta!” Hestia, aktivis asal Tangerang, mengatakan bahwa ia mendapatkan banyak hal baru dari workshop ini. “Ternyata begitu banyak hal yang baru saya tahu. Begitu luas dan luar biasanya Islam, saya pahami dari workshop ini,” ujarnya. Adapun Riana Yahya, peserta dari Karawang, menjelaskan kesan yang didapatnya dengan cara yang agak kocak, “Kalo kata lagu nih, Workshop #IndonesiaTanpaJIL ini bagaikan tetesan hujan di batasan kemarau!”
  
Hendra Maradona, Koordinator #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor, menyatakan sangat puas dengan rampungnya workshop. “Memang melelahkan, tapi segala kelelahan sirna dengan suka cita di akhir acara,” ujarnya. Ketua Panitia, Rangga, juga mengatakan bahwa semua aktivis dari Chapter Bogor telah bekerja sekuat tenaga sejak berminggu-minggu yang lalu, bahkan workshop ini pun sebenarnya telah sempat diundur. “Awalnya, workshop ini hendak digelar bulan Februari, namun akhirnya diundur sampai Maret. Alhamdulillaah, menurut saya pelaksanaannya sudah cukup baik, walaupun pasti masih ada kekurangan yang perlu dievaluasi,” kata Rangga.
  
The 1st Worldview of Islam Workshop ini adalah workshop pertama yang akan ditindaklanjuti dengan workshop-workshop lanjutan. Dalam workshop ini, disampaikan beberapa materi penting, yaitu Mengenal The Worldview of Islam, Tauhid sebagai Asas The Worldview of Islam, Islam Sebagai Agama Wahyu, Konsep Wahyu dan Kenabian, Konsep Ilmu dan Konsep Manusia. Dengan memahami berbagai konsep dasar yang dijelaskan dalam konsep ini, diharapkan para peserta tidak mengalami kerancuan lagi ketika berhadapan dengan worldview-worldview asing, bahkan mampu menolak pengaruh dari worldview lain terhadap ajaran Islam yang benar.
  
Selain padat dengan berbagai materi kajian, workshop ditutup dengan dua sesi diskusi yang menjadi semacam ‘praktikum’ bagi para peserta untuk mencoba mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapatnya. “Para peserta workshop ini, tanpa perlu dijelaskan lagi, sudah barang tentu menerima amanah baru, yaitu untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkannya, terutama untuk menanggulangi bahaya Islam liberal,” pungkas Akmal.
  
Workshop #IndonesiaTanpaJIL kali ini diikuti oleh 45 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jabodetabek dan sekitarnya. Selanjutnya, workshop serupa rencananya akan digelar juga di kota-kota lain dan diteruskan dengan workshop-workshop yang tingkatannya lebih lanjut.