Islamedia - Manusia diciptakan oleh Allah SWT
sebagai makhluk yang istimewa dibanding makhluk lain. Keistimewaan bukan hanya dalam
bentuk fisik, namun juga dalam kesempurnaan komponen non fisik yang
membentuknya. Salah satunya adalah perasaan memiliki harga diri. Dengan
perasaan harga diri itu setiap manusia ingin dirinya dapat tampil di hadapan
orang lain secara terhormat dan tidak cacat. Pakaian adalah salah satu hal yang
dapat membentuk citra diri seseorang di hadapan orang lain.
“Hai anak adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan; dan pakaian takwa
tulah yang paling baik. (QS. Al A’raf: 26)
Pakaian, merupakan bagian dari
produk budaya. Akan tetapi, Islam memandang pakaian tidak semata-mata lahir
karena konstruksi sosial dan budaya kemanusiaan. Islam memberikan makna yang
lebih dengan menghadirkan syariat berpakaian bagi laki-laki dan perempuan,
bukan semata dari kacamata kepantasan atau pun selera keindahan, akan tetapi
menjadi sebuah ibadah. Dalam hal ini berarti syarat pakaian bagi laki-laki dan
perempuan adalah yang tidak menampakkan aurat dan memperlihatkan keindahan dan
kepantasan secara wajar.
Berkaitan dengan pakaian,
terutama pakaian perempuan muslimah, ada beberapa istilah yang saling terkait,
seperti istilah jilbab, khimar, cadar, juga hijab. Istilah-istilah ini perlu
dipahami secara proporsional dan tepat agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi dalam memahami esensi dari tuntutan syariat terhadap perempuan
muslimah.
Hijab
Bermakna penghalang atau tabir
antara laki-laki dan perempuan untuk tidak saling melihat. Istilah hijab
dikhususkan bagi istri-istri Nabi dalam bergaul dengan laki-laki lain di dalam
rumah, untuk membedakan istri Nabi dari perempuan lainnya, serta untuk
menghormati keluarga Rasulullah SAW.
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri
Nabi) maka mintalah dari belakang hijab. Cara yang demikian itu lebih suci
bagimu dan bagi mereka.” (QS. Al Ahzab: 53
Dalam aplikasinya, ayat hjab ini
diterapkan dalam dua bentuk. Pertama, langsung pemakaian tabir di dalam rumah
ketika istri-istri Nabi berbicara dengan laki-laki nonmahram, sehingga
istri-istri Nabi tidak terlihat oleh mereka. Hal ini melengkapi aturan lainnya
bagi istri Nabi, yaitu tinggal di dalam rumah. “Dan hendaklah engkau tetap tinggal di rumahmu…. (Al Ahzab:33)
Kedua, para istri Nabi mengenakan
penutup wajah dan seluruh tubuh ketika keluar rumah untuk suatu urusan yang
syar’i. Dengan demikian para istri Nabi tidak kelihatan tubuhnya, termasuk
wajah dan kedua telapak tangannya ketika di luar rumah, sebagai aplikasi ayat
hijab ini.
Jilbab
Pakaian panjang yang dikenakan
untuk merangkapi pakaian dalam perempuan dan tidak menutup wajahnya.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh
tubuh. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu.. (Al Ahzab: 59)
Ayat di atas menuntut kaum
perempuan untuk mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka ketika keluar rumah
sebagai identitas yang membedakan mereka dari perempuan budak, sehingga tidak
ada yang akan mengganggu.
Khimar
Khimar yang dimaksudkan dalam
surat An-Nur: 31 adalah penutup kepala, bukan penutup wajah.
“ … Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain kerudung) mereka ke
dada mereka… “ (An-Nur: 31)
Dalam kitab Al-Mu’jam Al Wasith disebutkan, “Khimar adalah segala sesuatu yang menutup. Termasuk dalam jenis khimar adalah khimar perempuan, yaitu pakaian yang dikenakan kaum perempuan untuk
menutup kepala mereka. Termasuk kategori khimar
pula adalah imamah (sorban) yang
dipakai kaum lelaki untuk menutup kepala dan dililitkan ke leher.”
Allah mencintai keindahan dan
kerapian. Yang rapi itu adalah yang tertutup auratnya. Ibarat sebuah barang
antik yang dijual di toko mewah. Barang tersebut pasti tersimpan dalam sebuah
etalase dan tak sembarang orang yang dapat menjangkaunya. Hal itu karena
harganya yang sangat mahal. Berbeda dengan barang-barang yang mengalami
kegagalan dalam proses produksinya. Barang tersebut akan dijual secara
cuma-Cuma dan setiap orang dapat menjangkaunya.
Saudaraku…
Menutup aurat bukan perkara menunggu kesiapan diri, tapi itu
adalah bukti cinta Allah terhadap makhluk-Nya. Karena diri kita begitu
berharga…
#AyoTutupAurat