Islamedia - Memasuki pekan kedua pasca banjir Jakarta, Aksi Cepat
Tanggap (ACT), sebuah lembaga filantropi kemanusiaan yang berfokus pada Total
Disaster Management, meluncurkan program Jakarta Recovery untuk
merehabilitasi kehidupan penduduk miskin korban banjir sebagai tahap
lanjutan dari aksi evakuasi dan tanggap darurat yang sebelumnya telah
berlangsung sejak 15 Januari 2013 lalu.
Program rehabilitasi dan rekonstruksi Jakarta Recovery dilansir ACT
bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengusung nilai-nilai gotong
royong ala Jakarta berbasis community based-development antara lain
meliputi kegiatan:
- Pemulihan fisik 1000 rumah, 100 sekolah dan 150 musholla termasuk 1000 paket peralatan rumah tangga.
- Pemulihan ekonomi untuk 1000 wanita tulang punggung keluarga.
- Pemulihan sosial berupa 10.000 paket pendidikan untuk pelajar yang kehilangan peralatan sekolah akibat banjir.
Presiden ACT, Ahyudin mengatakan kompleksitas problema ibukota
membutuhkan penanganan rehabilitasi secara terpadu yang dipilih
berdasarkan potensi wilayah dan pertimbangan budaya setempat (local
wisdom) menyasar tiga tujuan utama yaitu:
1. Memulihkan kondisi & standar hidup masyarakat miskin daerah bencana ke kondisi awal.
2. Memulihkan aktivitas ekonomi pasca bencana, guna mengembalikan
mata pencaharian korban bencana khususnya bagi wanita pekerja sektor
informal yang menjadi tulang punggung keluarga.
3. Mengubah paradigma & membangun kembali spirit korban bencana
untuk kembali percaya diri dan mandiri ditengah keterbatasan.
Selain menyasar 5 penjuru kota Jakarta, program rehabilitasi ini
juga membidik penduduk miskin korban banjir di Bogor, Tangerang, Depok,
Karawang, Serang dan Pandeglang Banten dengan target penerima manfaat
sebanyak 49.000 jiwa.
“Ini peluang kita bersama bahu membahu untuk membangun manusia
tangguh secara mental & spiritual, mandiri secara finansial, berdaya
dan memberdayakan, serta memiliki empati dan solidaritas sosial untuk
sesama,” tegas Ahyudin.
Memasuki kiprahnya selama hampir delapan tahun, ACT telah menandai
rekam jejak program pemulihan dan rehabilitasi berbagai bencana di
Indonesia maupun di luar negeri.
Antara lain di Aceh ( bencana tsunami,
2004) Yogyakarta (gempa 2006 dan erupsi merapi 2010), Situ Gintung
(banjir bandang 2009), Tasikmalaya (gempa 2009), Sumatera Barat (gempa
Padang 2009) dan konflik kemanusiaan di Rohingya, Myanmar(2012).[act]