Jakarta Recovery, Program Bersama ACT dan MRI Pasca Banjir -->

Jakarta Recovery, Program Bersama ACT dan MRI Pasca Banjir

Admin
Senin, 28 Januari 2013
Islamedia - Memasuki pekan kedua pasca banjir Jakarta, Aksi Cepat Tanggap (ACT), sebuah lembaga filantropi kemanusiaan yang berfokus pada Total Disaster Management, meluncurkan program Jakarta Recovery untuk merehabilitasi kehidupan penduduk miskin korban banjir sebagai tahap lanjutan dari aksi evakuasi dan tanggap darurat yang sebelumnya telah berlangsung sejak 15 Januari 2013 lalu.


Program rehabilitasi dan rekonstruksi Jakarta Recovery dilansir ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengusung nilai-nilai gotong royong ala Jakarta berbasis community based-development  antara lain meliputi kegiatan:

  •  Pemulihan fisik 1000 rumah, 100 sekolah dan 150 musholla termasuk 1000 paket peralatan rumah tangga.
  • Pemulihan ekonomi untuk 1000 wanita tulang punggung keluarga.
  • Pemulihan sosial berupa 10.000 paket pendidikan untuk pelajar yang kehilangan peralatan sekolah akibat banjir.

Presiden ACT, Ahyudin mengatakan kompleksitas problema ibukota membutuhkan penanganan rehabilitasi secara terpadu yang dipilih berdasarkan potensi wilayah dan pertimbangan budaya setempat (local wisdom) menyasar tiga tujuan utama yaitu:

1. Memulihkan kondisi & standar hidup masyarakat miskin daerah bencana ke kondisi awal.

2. Memulihkan aktivitas ekonomi pasca bencana,  guna mengembalikan mata pencaharian korban bencana khususnya bagi wanita pekerja sektor informal yang menjadi tulang punggung keluarga.

3. Mengubah paradigma & membangun kembali spirit korban bencana untuk kembali percaya diri dan mandiri ditengah keterbatasan.

Selain menyasar 5 penjuru kota Jakarta, program rehabilitasi ini juga membidik penduduk miskin korban banjir di Bogor, Tangerang, Depok, Karawang, Serang dan Pandeglang Banten dengan target penerima manfaat sebanyak 49.000 jiwa.

“Ini peluang kita bersama bahu membahu untuk membangun manusia tangguh secara mental & spiritual, mandiri secara finansial, berdaya dan memberdayakan, serta memiliki empati dan solidaritas sosial untuk sesama,” tegas Ahyudin.  

Memasuki kiprahnya selama hampir delapan tahun, ACT telah menandai rekam jejak program pemulihan dan rehabilitasi berbagai bencana di Indonesia maupun di luar negeri. 
 
Antara lain di Aceh ( bencana tsunami, 2004) Yogyakarta (gempa 2006 dan erupsi merapi 2010), Situ Gintung (banjir bandang 2009), Tasikmalaya (gempa 2009), Sumatera Barat (gempa Padang 2009) dan konflik kemanusiaan di Rohingya, Myanmar(2012).[act]