
Islamedia - Sahabat seiman..,
Mari renungkan sejenak, saat pagi datang perut
kosong keroncongan, lisan haus mengecap lezat, bayang tugas hadir
memaksa tuk bergerak, itukah diantara dzikir tubuh diatas fitrah?
Sungguh getarannya menuntun seseorang tuk beraktifitas. Namun siapakah
yang mampu menterjemah dzikir hati dan lisan saat menyebut asma-Nya,
dzikir tubuh saat ruku’ dan sujud kepada-Nya? Aktifitas apa yang
dihasilkan darinya?
Sahabat seiman..,
Coba pikirkan sejenak tentang kejujuran diri
yang menerima kontrak pada perusahaan, ia buktikan dengan taat pada
peraturan, berjuang dan berkorban menjalankan tugas mencapai tujuan.
Namun renungkanlah diri yang telah terima kontrak kehidupan, seberapa
jujurkah ia buktikan? Allah ta’ala berfirman, artinya: “Di antara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah
mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan
di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak
merobah (janjinya)” (Q.S. Al Ahzab: 23)
Sahabat seiman..,
Mari
tingkatkan kepekaan, ada orang jujur karena terpaksa desakkan dunia,
jujurnya hanya sesekali saja tergantung besarnya dunia memaksa dia.
Namun adapula yang jujur karena Allah SWT, baginya jujur bukan saja
kewajiban tapi juga tuntutan iman dan buah ketaqwaan. Bagaimana dengan
kejujuran kita? mari perbaiki kejujuran, selamat beraktifitas!

Ustadz Saiful Bahri, Lc