Napak Tilas Tahun Baru Hijriyah -->

Napak Tilas Tahun Baru Hijriyah

Rabu, 14 November 2012
http://www.nasehatislam.com/wp-content/uploads/2009/12/hijrah1.jpg
Islamedia - Tanggal 1 Muharam diperingati sebagai awal pergantian tahuun kalender hijriyah oleh umat islam di seluruh dunia. Meski tidak semeriah perayaan pergantian tahun masehi, banyak umat islam yang menggunakan peristiwa ini sebagai momen untuk berkumpul bersama keluarga ataupun melewatkannya begitu saja seperti hari libur nasional lainnya.

Tentu saja tidak salah kalau pada 1 Muharam ini kita berkumpul bersama keluarga atau bahkan melewatkannya begitu saja tanpa kesan apa – apa, namun apa sih yang perlu dicermati oleh umat islam terkait dengan peringatan 1 Muharam ini?

Apa yang perlu dicermati baru bisa lihat kalau kita tahu asal – usul munculnya penetapan 1 Muharam ini sebagai awal tahun hijjriyah. Sejarah mencatat bahwa kalender hijriyah mula – mula ditetapkan pada zaman kekhalifahan sahabat Umar bin Khatab RA pada tahun 17 Hijriyah.

Menurut kisahnya  hal ini terjadi karena pada suatu hari Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya, abu Musa Al—asy’ari RA tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya. Hal itu menyulitakn bagi Umar untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama  dan yang baru. Oleh sebab itu, Umar mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membiccarakan serta menyusun masalah kalender islam.

Dalam musyawarah itu ada beberapa pilihan tahun bersejarah sebagai patokan untuk memulai kalender hijriyah yaitu : tahun kelahiran nabi, kebangkitannya menjadi rasul, tahun waffatnya atau ketika nabi hijrah dari mekah ke Madinah.

Setelah permulaan tahun ditetapkan maka dimusyawarahkan bulan apa yang baik digunakan untuk awal tahun tersebut. Kemudian diputuskan bulan Muharam sebagai awal tahunnya. Kenapa tahun hijrah nabi yang menjadi patokannya? Karena dampak hijrah nabi sangat besar dalam sejarah perkembangan islam karena setelah hijrah nabi mengalami kejayaan gemilang. Hal inilah yang sekarang juga patut dicermati oleh umat islam dalam merayakan tahun baru hijriyah ini.

Tahun baru hijriyah se-yogyanya bisa menjadi titik awal kita untuk menjadi lebih baik lagi di tahun depan, berbuat yang lebih baik lagi demi bangsa dan negara serta keluarga, menyusun kembali rencana – rencana agar lebih sukses di tahun depan, sehingga kita bisa menjadi bangsa yang jaya dan gemilang seperti generasi para sahabat setelah hijrah ke Madinah.

Setiap hari, bukan hanya di awal tahun kita harus punya tekad untuk selalu lebih baik seperti pada sebuah pernyataan dalam sebuah hadist bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin ia adalah orang yang beruntung, bbila hari ini sama dengan kemarin, maka ia orang yang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin maka ia orang yang celaka. (euis)