Israel untuk pertama kalinya mengakui sebagai pelaku pembunuhan Abou Jihad pada 1988. Abou Jihad adalah orang nomor dua di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) saat itu, demikian laporan radio Shems FM, Kamis (1/11).

Sebagaimana dikutip radio itu, harian Israel Yedio Aharonot --terbitan Jumat-- menyatakan surat kabar tersebut memperoleh izin untuk menyiarkan perincian pembunuhan tersebut, setelah enam bulan perundingan dengan badan sensor militer Israel.

Operasi terhadap Abou Jihad, yang berlangsung di Ibu Kota Tunisia, Tunis, pada 15 April 1988, bertujuan memenggal Intifada pertama Palestina, demikian laporan kantor berita China, Xinhua.

Operasi tersebut dipimpin oleh 26 anggota pasukan komandi elita Yahudi di bawah Moshe Yaalon --menteri urusan strategis saat ini-- dan instruksi kepada ajudannya, Nahoum Lev, kata Shems FM.(ant)