Islamedia - Di negara minoritas seperti Jerman yang dibumbui dengan cuaca dingin ketika memasuki musim gugur, dan cuaca sampai pada titik beku
jika musim dinggin. Padahal banyak di antara kita yang tahu mengenai
keutamaan sholat shubuh, salah satunya hadist Rasulullah yang artinya
"Barang siapa yang melaksanakan sholat Isya secara berjama'ah, maka ia
seperti sholat malam separoh malam. Dan barang siapa yang melaksanakan
sholat Shubuh berjama'ah, maka ia seperti sholat malam satu malam penuh"
(HR Muslim).
Dalam hadist lain dikatakan bahwa, keutamaan melaksanakan sholat shubuh
berjama'ah yaitu akan mendapatkan sumber cahaya pada hari kiamat yang akan
menerangi hingga mereka masuk surga. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW, "Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak
berjalan dalam kegelapan (waktu Isya dan Shubuh) menuju masjid dengan
cahaya yang sangat terang pada hari kiamat". HR . Abu Dawud, At
Tarmidzi, dan Ibnu Majah.
Dan begitu pula
sholat sunnah sebelum (qobla) sholat fardhu shubuh, juga mempunyai
keutamaan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Sholat sunnah dua rakaat
sebelum sholat shubuh lebih baik dari seluruh dunia dan isinya".
Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata "Tidak ada sholat sunnah yang
lebih diperhatikan Rasulullah SAW selain sholat sunnah sebelum shubuh"
(HR Bukhari).
Dan masih banyak manfaat lainnya dari sholat shubuh seperti mengejar
berkahnya shubuh, menghilangkan rasa malas, memperlancar aliran darah
untuk kesehatan, dan manfaat lainnya. Saya fikir banyak ulasan yang
membahas manfaat sholat shubuh, namun sepertinya belum mampu mengerakkan
banyak orang untuk memaksa dirinya agar bangun sebelum shubuh dan
bergerak menghalau berbagai rintangan yang menghadang untuk datang ke
masjid, bersimpuh dihadapan Allahu robbi sebagai bentuk penghambaan, dan
mengakui maha besar, maha pemurah, maha tahu, serta berbagai sifat maha
lainnya Allah.
Di Indonesia saja, yang udaranya kondusif, jamaah sholat shubuh
rata-rata satu shaf, apalagi di Jerman, saat musim gugur dan dinggin,
semakin sedikit, apalagi disini masjid tidak bisa ditemui dengan mudah.
Kalau keutamaannya tentunya di samping keutamaan yang tadi sebagiannya
saya sebutkan di atas, untuk kasus Jerman saya fikir semakin besar lagi
keutamaannya, karena harus menghalau udara dinggin yang menusuk sampai
ketulang dan mendatangi masjid yang bisa jadi jauh dari rumah, tentulah
Allah tidak akan pernah lalai untuk menghitung jerih payah dan usaha
yang dilakukan ummatnya dalam rangka beribadah kepadanya.
Beberapa hari ini, saya menemukan orang-orang yang ternyata telah
melaksanakan aktivitas bekerja di kota Hannover, Jerman, sebelum waktu
sholat shubuh. Saya teringat dulu, di Jakarta beberapa kali pulang dari
pengajian sekitar pukul 02.00 dini hari, saya sering berpapasan dengan
para pedagang yang sudah bergerak untuk kepasar menjual dagangannya,
atau para pembeli sayur mayur di pasar-pasar induk yang menginginkan
sayur mayur yang segar. Mereka juga telah melaksanakan aktivitasnya
sebelum sholat shubuh.
Di Hannoverpun demikian, saya menemukan tim distribusi surat kabar yang
telah bekerja mulai pukul 03.00 dini hari, padahal cuaca saat ini
memasuki musim gugur, pada dini hari suhu bisa mencapai angka 0 - 10
derajat celcius. Apakah saat musim dingin nanti, yang suhunya disiang
hari minus, mereka ini berhenti bekerja?, ternyata tidak! mereka terus
bekerja walaupun menurut ukuran kita dari Indonesia suhunya sangat
ekstrim, bisa menusuk-nusuk sampai ke tulang.
Saya mencari tahu berapakah mereka dibayar untuk bekerja dengan suhu
yang ekstrim tersebut, ternyata mereka mendapatkan upah 7 - 10 euro
perjam. Setahu saya itu standar umum upah perjam untuk pekerjaan paruh
waktu di Hannover, Jerman. Para pekerja ini sebagiannya adalah mahasiswa
yang berasal dari Indonesia. Sebuah perjuangan dalam skenario
menyelesaikan studi mereka di Jerman.
Kalau mahasiswa
kita, maka tentunya mereka adalah sebagian besar juga seorang muslim,
maka akan mempunyai nilai yang tidak terkira, jika perjuangan tersebut
juga dibingkai dalam kerangka ibadah. Bentuk riilnya adalah sebelum
melaksanakan pekerjaan usahakan untuk sholat malam (tahajud) paling
tidak dua rakaat, dan rencanakan distribusi surat kabar telah selesai
sebelum sholat shubuh. Dan itu sangat memungkinkan, karena pada musim
gugur seperti saat ini sholat shubuh di Hannover, baru masuk pukul 06.00
CET, dan biasanya masjid-masjid komunitas Turki yang bermadzhabkan
Hambali baru melaksanakan sholat shubuh berjama'ah 30 menit sebelum
shuruk, artinya saat ini sholat shubuh berjama'ah di masjid Turki baru
dilaksanakan pada pukul 07.00 CET.
Pada jam tersebut,
biasanya para pekerja paroh waktu distribusi surat kabar, sudah selesai
melaksanakan tugasnya, karena para pelanggan menginginkan surat kabar
telah sampai di rumah mereka sebelum pukul 06.30 CET. Menjadi nilai yang
tidak terkira jika pekerjaan sebelum shubuh dimaknai dengan semangat
ibadah, bukan hanya uang yang didapatkan namun keutamaan sholat malam,
sholat sunnah qobla shubuh, dan sholat shubuh berjama'ah di masjid.
Lengkap sudah keberkahan yang Allah berikan bagi anda yang berjuang
sejak dini hari, semoga Allah memberikan kemudahan studi para pejuang
dini hari ini, dan menambahkan berkah dalam setiap langkah kehidupan
mereka. Amin ya robbil alamin.
Saya teringat
dengan sebagian orang, yang belum tergerak untuk mendatangi masjid pada
shubuh hari, serendah itukah keimanan kita, apakah keimanan kita
ternyata bisa dinominalkan kurang dari 10 euro perjam? karena waktu
untuk melaksanakan sholat shubuh di masjid tidak lebih dari 1 jam.
Banyak alasan yang bisa dikemukakan, dan kita sendiri pulalah yang bisa
menjawab alasan tersebut, apakah benar-benar alasan yang nyata atau
sebagai bentuk dari upaya untuk membela diri. Wallahualam bishawab.
Semoga Bermanfaat.
Jaharuddin
Hannover, Jerman, Musim gugur, 11 Oktober 2012
CET = Central Europe Time