Islamedia - Menyikapi bahaya pemikiran JIL yang dari hari ke hari terus mengancam umat Muslim Indonesia, para mahasiswa IPB pun tergerak untuk memberikan perlawanan. Gayung bersambut dengan eksisnya #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor, yang segera membentuk sayap pergerakannya di IPB.
Dalam acara Talkshow Kepemudaan 2012 yang diselenggarakan pada hari Ahad, 7 Oktober 2012, KAMMI Komisariat IPB mengundang seluruh elemen mahasiswa IPB. Di akhir acara, #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor mendapatkan kesempatan khusus untuk mempresentasikan bahaya pemikiran JIL dan perlawanannya melalui #IndonesiaTanpaJIL. Presentasi dibawakan oleh Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101 yang juga seorang warga Kota Hujan.
Menyusul talkshow dan presentasi tersebut, dideklarasikanlah Gerakan #IPBTanpaJIL yang bernaung di bawah #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor. Deklarasi dibacakan oleh Dona, Koordinator #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor, di hadapan seluruh peserta, dalam suasana khidmat.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari kampus-kampus lain di wilayah Bogor itu, seorang peserta yang berasal dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dengan lantang menyatakan siap untuk menggerakkan massa dari kampusnya untuk membentuk gerakan #UIKATanpaJIL. “Tidak banyak orang yang berani tampil ke depan dan menyatakan dirinya siap untuk mengemban sebuah amanah yang berat. Tentunya #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor wajib merespon kesiapan ini,” kata Akmal ketika mengomentari sikap mahasiswa UIKA tersebut.
Tidak membuang banyak waktu, sepekan setelah dideklarasikan, #IPBTanpaJIL segera bekerja dalam aksi sebar flyer yang diselenggarakan pada hari Ahad, 14 Oktober 2012 di Kampus IPB Dramaga. Para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dari Bogor bergabung bersama rekan-rekannya di IPB, dan juga diikuti oleh beberapa aktivis yang berasal dari Sukabumi, bahkan ada juga aktivis yang datang dari Bekasi dengan bersusah payah membawakan pecel lontong untuk disantap bersama selepas aksi.
Aksi sebar flyer berlangsung sepanjang pagi di Kampus IPB Dramaga yang memang ramai dengan kehadiran pasar kaget setiap ahad pagi, juga dengan para mahasiswa dan warga di sekitar IPB Dramaga yang menghabiskan pagi dengan berolahraga. Flyer yang dibagi-bagikan mengundang keingintahuan banyak orang yang merespon dengan antusias. Secara umum, semua sepakat bahwa pemikiran Islam liberal memang sesat. Akan tetapi, banyak yang masih belum mengetahui seluas apa jaringan yang telah mereka buat dan sedalam apa penetrasinya kepada masyarakat.
Berbagai pengalaman menarik dirasakan oleh para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dalam aksi sebar flyer di IPB. Gita, misalnya, membagikan flyer kepada para anggota BEM Faperta IPB yang kebetulan sedang berada di kampus pada saat itu. "Sebagai anak BEM yang gaul dan amanah, sudah seharusnya meraka tahu tentang #IndonesiaTanpaJIL, agar tidak jadi
korban pembusukan Islam liberal," kata Gita. Setelah membaca flyer tersebut, para pengurus BEM pun menyadari betapa berbahayanya Islam liberal dan memberikan respon positif terhadap #IndonesiaTanpaJIL.
Gerakan #IPBTanpaJIL yang masih ‘bayi’ segera mendapat tantangan nyata dari munculnya sebuah selebaran yang tidak bisa dikonfirmasikan kebenarannya. Selebaran tersebut menginformasikan adanya kegiatan yang bertajuk Workshop Komunitas Mahasiswa Tolak Kekerasan: Menuju Indonesia yang Lebih Baik yang konon diselenggarakan oleh Internation Centre for Islam and Pluralism (ICIP). ICIP adalah sebuah organisasi berskala internasional yang bekerja untuk menyebarkan paham pluralisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa semua agama itu sama, ke tengah-tengah kalangan umat Muslim. Di Indonesia, pluralisme agama telah dinyatakan sebagai paham yang terlarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya yang dikeluarkan pada tahun 2005.
Dalam selebaran tersebut, tertulis informasi bahwa ICIP akan menyelenggarakan kegiatannya pada tanggal 20-21 Oktober 2012 di Kampus IPB Dramaga. Akan tetapi, hingga kini pihak kampus belum mengetahui di mana tepatnya acara tersebut akan diselenggarakan, sebab pihak penyelenggara tidak pernah menghubungi pihak kampus. No kontak yang disediakan pun, ketika dihubungi, tidak bersedia memberitahukan di mana workshop tersebut akan digelar.
Informasi terbaru yang didapatkan oleh para aktivis #IndonesiaTanpaJIL menyebutkan bahwa publikasi terbaru dari ICIP menyebutkan nama Suranto Wahyu Widodo, salah seorang mantan Presiden Mahasiswa (Presma) IPB. Akan tetapi, setelah dikonfirmasi silang, Suranto tidak merasa pernah menerima undangan dari ICIP untuk acara tersebut.
Aksi sebar flyer pada tanggal 14 Oktober 2012 ditutup dengan berfoto bersama. Menariknya, aksi berpose dengan spanduk ini sempat dikira sebagai aksi demonstrasi oleh sebagian pengunjung, sehingga banyak yang mengambil foto para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dengan berbagai atribut yang dibawanya. ‘Aksi penutup’ ini berhasil mencuri perhatian publik, termasuk sebagian mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Jakarta yang tengah berkunjung ke IPB.
Tim ITJ Media Center
Dalam acara Talkshow Kepemudaan 2012 yang diselenggarakan pada hari Ahad, 7 Oktober 2012, KAMMI Komisariat IPB mengundang seluruh elemen mahasiswa IPB. Di akhir acara, #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor mendapatkan kesempatan khusus untuk mempresentasikan bahaya pemikiran JIL dan perlawanannya melalui #IndonesiaTanpaJIL. Presentasi dibawakan oleh Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101 yang juga seorang warga Kota Hujan.
Menyusul talkshow dan presentasi tersebut, dideklarasikanlah Gerakan #IPBTanpaJIL yang bernaung di bawah #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor. Deklarasi dibacakan oleh Dona, Koordinator #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor, di hadapan seluruh peserta, dalam suasana khidmat.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari kampus-kampus lain di wilayah Bogor itu, seorang peserta yang berasal dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dengan lantang menyatakan siap untuk menggerakkan massa dari kampusnya untuk membentuk gerakan #UIKATanpaJIL. “Tidak banyak orang yang berani tampil ke depan dan menyatakan dirinya siap untuk mengemban sebuah amanah yang berat. Tentunya #IndonesiaTanpaJIL Chapter Bogor wajib merespon kesiapan ini,” kata Akmal ketika mengomentari sikap mahasiswa UIKA tersebut.
Tidak membuang banyak waktu, sepekan setelah dideklarasikan, #IPBTanpaJIL segera bekerja dalam aksi sebar flyer yang diselenggarakan pada hari Ahad, 14 Oktober 2012 di Kampus IPB Dramaga. Para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dari Bogor bergabung bersama rekan-rekannya di IPB, dan juga diikuti oleh beberapa aktivis yang berasal dari Sukabumi, bahkan ada juga aktivis yang datang dari Bekasi dengan bersusah payah membawakan pecel lontong untuk disantap bersama selepas aksi.
Aksi sebar flyer berlangsung sepanjang pagi di Kampus IPB Dramaga yang memang ramai dengan kehadiran pasar kaget setiap ahad pagi, juga dengan para mahasiswa dan warga di sekitar IPB Dramaga yang menghabiskan pagi dengan berolahraga. Flyer yang dibagi-bagikan mengundang keingintahuan banyak orang yang merespon dengan antusias. Secara umum, semua sepakat bahwa pemikiran Islam liberal memang sesat. Akan tetapi, banyak yang masih belum mengetahui seluas apa jaringan yang telah mereka buat dan sedalam apa penetrasinya kepada masyarakat.
Berbagai pengalaman menarik dirasakan oleh para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dalam aksi sebar flyer di IPB. Gita, misalnya, membagikan flyer kepada para anggota BEM Faperta IPB yang kebetulan sedang berada di kampus pada saat itu. "Sebagai anak BEM yang gaul dan amanah, sudah seharusnya meraka tahu tentang #IndonesiaTanpaJIL, agar tidak jadi
korban pembusukan Islam liberal," kata Gita. Setelah membaca flyer tersebut, para pengurus BEM pun menyadari betapa berbahayanya Islam liberal dan memberikan respon positif terhadap #IndonesiaTanpaJIL.
Gerakan #IPBTanpaJIL yang masih ‘bayi’ segera mendapat tantangan nyata dari munculnya sebuah selebaran yang tidak bisa dikonfirmasikan kebenarannya. Selebaran tersebut menginformasikan adanya kegiatan yang bertajuk Workshop Komunitas Mahasiswa Tolak Kekerasan: Menuju Indonesia yang Lebih Baik yang konon diselenggarakan oleh Internation Centre for Islam and Pluralism (ICIP). ICIP adalah sebuah organisasi berskala internasional yang bekerja untuk menyebarkan paham pluralisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa semua agama itu sama, ke tengah-tengah kalangan umat Muslim. Di Indonesia, pluralisme agama telah dinyatakan sebagai paham yang terlarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya yang dikeluarkan pada tahun 2005.
Dalam selebaran tersebut, tertulis informasi bahwa ICIP akan menyelenggarakan kegiatannya pada tanggal 20-21 Oktober 2012 di Kampus IPB Dramaga. Akan tetapi, hingga kini pihak kampus belum mengetahui di mana tepatnya acara tersebut akan diselenggarakan, sebab pihak penyelenggara tidak pernah menghubungi pihak kampus. No kontak yang disediakan pun, ketika dihubungi, tidak bersedia memberitahukan di mana workshop tersebut akan digelar.
Informasi terbaru yang didapatkan oleh para aktivis #IndonesiaTanpaJIL menyebutkan bahwa publikasi terbaru dari ICIP menyebutkan nama Suranto Wahyu Widodo, salah seorang mantan Presiden Mahasiswa (Presma) IPB. Akan tetapi, setelah dikonfirmasi silang, Suranto tidak merasa pernah menerima undangan dari ICIP untuk acara tersebut.
Aksi sebar flyer pada tanggal 14 Oktober 2012 ditutup dengan berfoto bersama. Menariknya, aksi berpose dengan spanduk ini sempat dikira sebagai aksi demonstrasi oleh sebagian pengunjung, sehingga banyak yang mengambil foto para aktivis #IndonesiaTanpaJIL dengan berbagai atribut yang dibawanya. ‘Aksi penutup’ ini berhasil mencuri perhatian publik, termasuk sebagian mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Jakarta yang tengah berkunjung ke IPB.
Tim ITJ Media Center