Islamedia - Banyak orang yang tidak menyangka akan lahir gerakan #IndonesiaTanpaJIL, apalagi dalam skala nasional. Pada awalnya, sebagian bersikap skeptis dengan mengatakan bahwa #IndonesiaTanpaJIL hanya merupakan gerakan reaktif untuk merespon gerakan ‘Indonesia Damai Tanpa FPI’ yang diusung oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) tempo hari.
“Pada kenyataannya, #IndonesiaTanpaJIL jauh lebih ramai disambut masyarakat daripada ‘Indonesia Damai Tanpa FPI’. Apalagi sekarang, sementara #IndonesiaTanpaJIL terus berkembang, ‘Indonesia Damai Tanpa FPI’ malah tak pernah terdengar lagi,” kata Akmal Sjafril, salah satu aktivis #IndonesiaTanpaJIL dari Bogor.
Dalam perhelatan Halal Bihalal #IndonesiaTanpaJIL se-Jabodetabek yang digelar pada hari Ahad, 9 September 2012 yang lalu, gerakan ini telah membuktikan kemandirian dan konsistensinya dalam melakukan perlawanan terhadap Islam liberal. #IndonesiaTanpaJIL telah menjawab berbagai keraguan dan tetap eksis dalam perjuangannya hingga kini, meskipun tidak memiliki sumber dana yang melimpah.
Berbagai tuduhan dan keraguan telah menjadi ‘makanan sehari-hari’ bagi para aktivis #IndonesiaTanpaJIL. Ironisnya, tuduhan tersebut tidak hanya berasal dari para aktivis Islam liberal, melainkan juga dari sesama umat Muslim yang sebenarnya juga menentang Islam liberal. Hingga kini, masih ada yang menuduh #IndonesiaTanpaJIL sebagai gerakan yang diprakarsai oleh parpol tertentu, bahkan di awal kelahirannya pun pernah difitnah sebagai alat untuk memuluskan kemenangan kandidat suatu parpol di Pilkada DKI. Selain itu, ada kelompok-kelompok yang tidak mau bersinergi di dalam #IndonesiaTanpaJIL karena, menurut mereka, di dalam gerakan tersebut terdapat kelompok-kelompok lain yang berbeda pendapat dengannya.
Hafidz Ary Nurhadi, salah seorang aktivis #IndonesiaTanpaJIL dari Bandung, dengan lantang mengingatkan seluruh peserta Halal Bihalal untuk mewaspadai bahaya perpecahan. Menghapus paham Islam liberal bukan perkara mudah, sebab ideologi ini didukung sepenuhnya oleh Barat dengan dana melimpah. Oleh karena itu, umat Muslim harus bersatu dalam tugas besar ini.
“Kesampingkan perbedaan-perbedaan di antara kita, baik itu fikrah, parpol, ormas dan sebagainya. Tujuan kita satu!” ujar Hafidz Ary yang disambut dengan penuh semangat oleh para peserta Halal Bihalal #IndonesiaTanpaJIL se-Jabodetabek.
Islam liberal adalah ideologi yang secara serampangan hendak mengobrak-abrik pokok-pokok ajaran Islam. Perlawanan terhadap Islam liberal adalah tuntutan ‘aqidah. Oleh karena itu, ikhtilaf (perbedaan pendapat) dalam masalah-masalah furu’ (cabang) hendaknya dapat dikesampingkan demi sebuah tujuan yang lebih besar dan lebih urgen. Dalam soal menyikapi Islam liberal, sesungguhnya tidak ada perbedaan pendapat dalam setiap mahdzab Islam.
Tim ITJ Media Center