Teruntukku, teruntukmu yang
sedang jatuh hati…
Lautan kematian ombak
Dengan pantai tiada terusik
Begitu kasih hatiku sejak
kehadiranmu
Betapa aku hargai anugerah
surga di dunia….
Tak ku sadari bayangmu selalu
hadir di hatiku. Kejernihan wajahmu seakan sempurna dari pandanganku.
Kesederhanaanmu seakan mengejar kekayaan dunia. Dan ketakawaan dirimu bak
permata yang selalu membisikan nuraniku. Kadang diriku bertanya, apakah aku
sendang ‘jatuh cinta?’
Saat sendiri, kadang bayangmu
selalu menghantui. Saat bertemu, hati ini tak bisa menipu. Dan ku ingin
mengadu, ‘ya Allah kenapa aku jatuh hati?’
Kuharap kau coba memahami
Luahan hati ini yang ingin
dicintai
Kuharap kau dapat
menghayati
Sentuhan jiwa ini yang
ingin disayangi
Aku tak tahu, apakah sama yang
kau rasa. Seakan diri ini ingin segara menyapa ‘aku jatuh cinta’. Seakan ada
harapan ku ingin kita berlayar mengarungi samudera dunia. Menyelamatkan cintaku
yang sedang bersemayam di hati. Dan ku ingin kau bisa memahami.
Semakin lama rindu ini semakin
menjelma. Rasa cinta pun kian menggelora. Sedikit demi sedikit ku mencoba
menginstal nyali untuk menjemputmu menjadi bidadari. Bidadari yang akan
menemani hidupku dalam suka, dalam duka, dalam meniti Ridho-Nya. Hingga tak
lupa kupanjatkan do’a sebagai wujud istikharah cinta.
Sebut namamu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah
cinta
Tetapkan pilihan sebagai
teman
Kekal abadi hingga akhir
zaman
Ku terus memohon petunjuk-Nya.
Agar Dia segara menetapkan pilihan dalam sebuah penantian. Hingga akhirnya
Allah memang menentukan pilihan yang terbaik buatmu dan mudah-mudahan juga
buatku. Tak lama lagi engkau akan menjadi pengantin dari orang yang telah Allah
pilihkan buatmu.
Kini pupus sudah harapan itu. Meski
air mataku menitik, meski hati ini terus terusik, aku harus segera mengakhiri. Karena
ku tahu semua itu salahku yang mudah menaruh rasa cinta dalam jiwa. Cinta semu
yang belum pasti mempertemukan kita.
Terimalah sebaris do’a
Semoga engkau bahagia
Dan kunyanyikan lagu ini
Pesembahan cinta suci…
Sebentar lagi hari-hari yang
kau nanti akan segera menghampiri. Barakallahulaka wa baraka’alalika
waja’abainakuma fi khair…. Semoga barakah itu memberikan senyuman kepadamu,
meski air mata menitik-nitik. Semoga barakah itu menyergap rindu di tengah
kejengkelan. Dan semoga barakah itu memberikan rengkuhan di saat dadamu terasa
sesak oleh masalah. Kini baru kusadari, sakit rasanya ketika ‘jatuh cinta’. Biarkan
kukembalikan cinta ini kepada-Nya. Kepada yang Maha Mencintai, yang tiada pernah
terputus cintanya.
Disini pernah ada rasa
simpati
Disini pernah ada rasa
mengagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati
ini
Menjadi penghuni
Mencoba berlindung dibalik
fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran
diri
Namun ternyata semua
Hanya mainan nafsu
Untuk memburu cinta yang
semu
Aku tertipu…
Tuhanku berikan ku cinta
Yang kau titipkan bukan
cinta yang pernah ku tanam
Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku
berikan
Saat ijab qabul telah
tertunaikan
***
Wahyudi Berseri
(Terinspirasi dari
senandung-senandaung nasyid yang berkembang: Maharku Untukmu, Jangan Jatuh
Cinta, Istikharah Cinta)