Islamedia - Rania memegang tiketnya dengan keras dan berdiri tepat di depan
pintu masuk Studio 1 yang disiarkan secara live. Sepertinya ia takut
kehilangan tiket acara Temu Idola yang ia dapatkan tersebut. Bagaimana
tidak, sudah lama ia bermimpi bisa bertemu idolanya ini. Sudah sejak
lama ia tergagum-kagum dengannya. Bahkan ia sudah membaca buku-bukunya,
menonton film-filmnya, dan mengikuti berita-berita tentangnya. Pucuk
dicinta ulam tiba. Betapa bahagianya bahwa beberapa saat lagi ia akan
bertemu dengannya.
Mungkin seperti itulah gambaran bagaimana kebahagian seseorang Muslim yang berpuasa seperti tertera hadits dibawah ini:
"Bagi
orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan saat berbuka
dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan Allah ta’aala karena
ibadah puasanya.” (HR Bukhari)
Kita sudah membaca Kitab-Nya, mengikuti rasul-Nya,
mengikuti ajaran-Nya, mencari tahu tentang nama & sifat-Nya. Betapa
bahagianya jika kita bisa bertemu langsung dengan-Nya.
Berjumpa dengan Allah (S.W.T.). Itulah suatu kebahagian yang luar biasa.
Allah (S.W.T.) berfirman dalam surat Al-Qiyamah bahwa orang-orang
Mu'min akan memandang Allah di surga nanti:
"Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (Q.S. 75:22-23)
Ibnu Qayyim dalam bukunya Haadi al-Arwaah ilaa
Bilaad il-Afraah (terjemahan buku bahasa Indonesia: Tamasya Ke Syurga),
menggambarkan bagaimana pertemuan pertama (First Date/Appointment)
dengan Allah ini. Deskripsi ini adalah gabungan dari beberapa
hadits-hadits.
Dan jika Anda bertanya tentang Hari Tambahan (Yaumul
Maziid) dan pertemuan dengan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana,
dan melihat wajah-Nya yang bebas dari segala kemiripan atau keserupaan
dengan apa pun sebagaimana anda melihat Matahari di tengah hari dan
Bulan purnama di malam yang tak berawan, maka dengarkanlah pada hari
para pemanggil (utusan) akan memanggil: "Hai Penghuni Surga! Tuhanmu
(Tabarak wa Ta'ala) meminta engkau untuk mengunjungi-Nya, maka datanglah
mengunjungi-Nya!" Dan mereka akan mengatakan: "Kami mendengar dan
taat!"
Hingga, apabila mereka akhirnya mencapai lembah
Al-Afyah yang mana mereka semuanya akan bertemu - dan tidak ada yang
akan menolak permintaan Sang Pemanggil. Tuhan (Tabarak wa Ta'ala) akan
meminta Kursi-Nya untuk dibawa dan ditempatkan di tempat pertemuan itu.
Kemudian, mimbar-mimbar (untuk tempat duduk penghuni surga) terbuat dari
cahaya akan ditempatkan, serta mimbar dari mutiara, batu permata, emas
perak, dan peringkat yang terendah dari mereka akan duduk di tumpukan
musk, dan tidak akan melihat apa yang diberikan di kursi yang berada di
atas mereka (karena rasa bahagia mereka). Ketika mereka merasa nyaman
di tempat duduk mereka dan diam di tempat mereka masing2, maka sang
pemanggil (utusan) berkata: "Hai Penghuni Surga! Engkau memiliki
'date/appointment' dengan Allah, yang mana Dia ingin membalas engkau!"
Dan mereka akan mengatakan: "Dan apakah balasan itu? Bukankah Dia telah
membuat wajah kami bersei-seri, membuat timbangan (amal) kami berat
sehingga kami masuk ke surga, dan menyelamatkan kami jauh dari neraka? "
Dan ketika mereka dalam keadaan seperti itu,
tiba-tiba sebuah cahaya bersinar yang mencakup semua tempat dari surga.
Sehingga mereka mengangkat kepala mereka, dan sesungguhnya: Al-Jabbar -
Dialah Yang Maha Mulia dan Al-Qudus adalah Nama-Nya - telah datang
kepada mereka dari atas mereka dan mempersonakan mereka dan berkata:
"Hai Penghuni Surga! Salamun Ala'kum (Salam bagimu)! " Dan ucapan
(salam) ini tidak dibalas dengan sesuatu yang lebih baik dari:
"Allahmumma antas-Salam, wa minkas-Salam, tabarakta ya dzaljalali wal
ikram" (Ya Allah! Engkau adalah As-Salam, dan dari Engkau adalah
As-Salam ! Maha Diberkatilah Engkau, wahai pemilik Keagungan dan
Kemuliaan!)" Dan Tuhan (Tabarak wa Ta'ala) akan berkata: "Hai Penghuni
Surga! Dimana orang-orang yang dahulu mematuhiku tanpa pernah melihat
Aku? Ini adalah Hari Tambahan (Yaumul Maziid)!"
Dan mereka semua akan memberikan jawaban yang sama:
"Kami sangat ridho (bahagia), maka ridholah dengan kami!" Dan Dia akan
berkata: "Hai Penghuni Surga! Jika Aku tidak ridho dengan engkau, Aku
tidak akan menjadikan engkau sebagai penghuni surga-Ku! Maka, mintalah
kepada-Ku!" Dan mereka semua akan memberikan respon yang sama:
"Tunjukkan Wajah Engkau sehingga kami dapat melihatnya" Kemudian, Tuhan
(Tabarak wa Ta'ala) akan menghilangkan penghalang-Nya (antara Dia dan
penghuni surga) dan akan membuat mereka tertegun dan akan menyelimuti
mereka dengan Cahaya-Nya, yang mana jika Allah Ta'ala tidak ingin Cahaya
ini tidak membakar mereka, tentu Cahaya ini akan membakar mereka.
Dan tidak akan ada satu orangpun di pertemuan ini
kecuali Tuhannya (Tabarak wa Ta'ala) akan berbicara dengannya dan
berkata: "Apakah engkau ingat hari ketika engkau melakukan ini dan itu?
Dan Dia akan mengingatkan dia dari beberapa perbuatan buruknya (dosanya)
ketika di dunia, maka ia akan berkata: "Ya Allah! Apakah Engkau tidak
akan memaafkan aku?" Lalu, Dia akan berkata: "Tentu saja! Engkau tidak
akan mencapai posisi engkau ini (dalam surga) kecuali dengan
pengampunan-Ku."
(Haadi al-Arwaah ilaa Bilaad il-Afraah, oleh Ibnu Qayyim)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Jika penghuni surga
telah masuk surga, Allah Ta’ala Berfirman: “Apakah kalian (wahai
penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan
surga)? Maka mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan
wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga
dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka (pada waktu itu) Allah
Membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan penghuni
surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka
sukai daripada melihat (wajah) Allah Ta’ala. Dan itulah tambahannya
(Ziyadah)." Sesuai dengan kata "Tambahan" (Ziyadah) pada ayat ini
dibawah ini.
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (Ziyadah)". (Q.S. Surah Yunus(10) ayat 26)
(Tafsir Ibnu Katsir, kutipan dari Hadits Riwayat Muslim)
Maka semua penghuni surga akan merindukan Yaumul
Maziid (Hari Tambahan) ini yang mana jatuh setiap hari Jum'at.
Rasulullah (S.A.W.) bersabda:
"Maka tidaklah
melebihi rindu mereka di surga dari pada datangnya hari Jum'at, agar
mereka dapat Tambahan dengan melihat Rabb mereka dan keagungan-Nya, oleh
karena itulah (hari itu) dinamakan Yaumul Maziid (Hari Tambahan)." (HR.
Ath-Thabarani)
Mudah-mudahan saat kita berbuka puasa, kita bisa
mengingat dua kenikmatan ini, yaitu kenikmatan saat berbuka dan
kenikmatan saat kelak kita berjumpa dengan Allah (S.W.T.).
Wallahu-a'lam bis-Showab.
Abu Zaid