Al-Azhar dan Elemen Islam Mesir Tolak Syiah -->

Al-Azhar dan Elemen Islam Mesir Tolak Syiah

Zak
Rabu, 23 Mei 2012
Berbagai utusan dan elemen Islam yang kemarin berkumpul di Al-Azhar, menolak segala langkah untuk menyebarkan paham Syiah di negeri itu. Hal tersebut menyusul rencana didirkannya Husainiah (tempat ibadah ala Syiah) pertama di Mesir.

Mereka memastikan, bahwa Mesir tetap merupakan benteng bagi Ahlussunnah wal Jamaah, yang menjadi representasi satu setengah milyar kaum muslimin di seluruh dunia.

Dalam pertemuan tersebut, hadir utusan dari organisasi Ikhwanul Muslimin, dakwah salafiyah, sejumlah ulama Al-Azhar, sejumlah anggota Majma Buhuts Islamiyah (Pusat Kajian Islam). Mereka menekankan pentingnya membendung dengan segenap kekuatan atau memotong setiap upaya penyebaran paham Syiah di Mesir.

Para peserta yang hadir dalam pertemuan, menutup diskusi mereka di Al-Azhar tersebut dengan mengeluarkan sebuah pernyatan yang menguatkan tentang penolakan keras mereka terhadap ajaran Syiah di Mesir dan menolak segala sesuatu yang menjadi simbol Syiah. Karena Mesir adalah negeri Suni terdepan.  

Para peserta dalam pertemuan tersebut, juga menolak masjid apapun yang dikhususkan untuk aliran dan kelompok tertentu secara khusus yang terpisah dari masyarakat umum dan merusak barisan mereka serta mengancam kesatuan spiritualitas dan sosial Mesir serta rakyatnya, apakah diberi nama Husainiyah, yang belakangan diketahui memiliki misi kelompok yang tidak dikenal oleh Ahlussunnah wal Jamaah di Mesir, atau dengan nama lain selain rumah Allah atau masjid.

Dalam hadits Qudsi, Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi-Ku adalah masjid dan para pengunjung-Ku di bumi adalah mereka yang meramaikannya."

Para peserta memberikan isyarat bahwa "Al-Azhar Asy-Syarif dan kaum muslimin di belakangnya dari kalangan Ahlussunnah wal Jamaah, ketika mengumumkan hal ini, bukan bermaksud mengumumkan permusuhan terhadap negara tertentu atau negeri Islam tertentu, akan tetapi mereka menolak total bagi setiap upaya pembangunan rumah ibadah yang tidak diberi nama Masjid atau Jami yang dapat menanamkan semangat kelompok, serta budaya membenci para shahabat Rasulullah saw yang mulia yang tidak dikenal oleh mayoritas kaum muslimin di negeri-negeri Ahlussunah wal Jamaah. Khususnya di Mesir, negeri tempat Al-Azhar Asy-Syarif berada yang selalu berusaha menjaga aqidah Ahlussunah wal Jamaah dari setiap penyimpangan orang-orang ekstrim dan manipulasi kaum sesat.

Al-Azhar juga mengumumkan bahwa rakyat Mesir adalah orang yang paling mencintai dan menghormat Ahlul Bait Rasulullah saw serta para shahabat. Mereka tidak menerima sikap melebih-lebihkan dan manipulasi. 

Di sisi lain, DR. Hasan Syafii, penasehat Syaikhul Azhar, menyatakan bahwa gejala baru di tengah masyarakat Mesir di antaranya berupa Husainiah dan penyebaran paham Syiah dapat mengancam kesatuan jalinan agama, sosial dan spiritual di Mesir. Sisi inilah yang dianggap penting oleh Al-Azhar. Yang kami pentingkan adalah memelihara suasana kehidupan beragama  yang hendak digiring kepada kondisi yang dialami oleh sebagian negeri-negeri Arab tetangga sehingga melahirkan pertikaian antara kelompok dan mazhab, padahal tidak ada pada kami perpecahan mazhab dan agama di Mesir.

Syekh Abdulah Syakir, da'i Salafi berkata, "Kami telah rasakan bahaya Syiah sejak lama, dan kami telah mengadakan berbagai seminar. Kini kami datang untuk mempertegas bahwa Mesir akan tetap menjadi negeri Suni dan Tauhid."

Sementara itu, pada hari ini pelaksana harian Iran di Kairo, Mujtaba Amani  telah tiba di Kantor Perguruan Al-Azhar untuk menemui DR. Ahmad Thayib, Syaikhul Azhar, sebagai upaya meredakan kemarahan Al-Azhar atas peran tersembunyi Iran terkait penyebaran paham Syiah.

Sebelumnya diberitakan bahwa penguasa Mesir telah menutup Husiniah yang diresmikan oleh seorang marja' (rujukan) Syiah; Ali Al-Kaurani di Kairo. Berbagai sumber mengabarkan bahwa penguasa Mesir telah menyita berbagai stiker, rekaman dan selebaran-selebaran yang terdapat di sana dan menyampaikan kepada orang yang ada di sana bahwa keputusan bersifat final, tidak dapat diganggu gugat.

Peresmian Husainiah yang pertama di Kairo ini telah membangkitkan kemarahan mayoritas Suni di Mesir yang mereka anggap sebagai sebuah langkah penyebaran paham Syiah di Mesir. [almoslim]