Walaupun cuaca hujan menghadang, semangat tidak surut. Para mahasiswa dan keluarga besar Persatuan Pelajar Indonesia itu tetap datang. Mereka tetap hadir dalam majelis pengajian, tampak sangat antusias menyimak tausiyah dari Sang Ustadz Sedekah.
Acara pengajian dwi bulanan itu, diselenggarakan PPI UTM (Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Teknologi Malaysia) pada Ahad malam (22/04). Terasa sangat spesial karena dihadiri oleh Ustadz Yusuf Mansur. Pas dengan tema yang diangkat, "The Power of Sedekah & Silatuhrahmi dengan Keluarga Besar PPI".
Dalam pemaparannya, Ustadz Yusuf banyak menjelaskan keutamaan bersedekah. Beliau menyampaikan bahwa gelar ‘pelajar’ berarti orang yang sedang sibuk menimba ilmu. Pelajar memiliki posisi yang baik karena sedang melakukan suatu kebaikan. Dan setiap amal kebaikan, merupakan sedekah kita. Beliau berpesan agar tidak menyia-nyiakan setiap amalan sedekah atau kebaikan tanpa berdo'a meminta sesuatu kepada Allah SWT.
Menurut ustadz yang telah menulis lebih dari 40 judul buku ini, amalan yang baik disertai do'a, akan sangat banyak efeknya untuk kehidupan dunia-akhirat kita. Apalagi menimba ilmu itu memiliki derajat yang tinggi, karena itu kita diperintahkan oleh Allah untuk terus mencarinya. Karena dengan berpadunya akal, hati dan ilmu yang baik, maka akan menjadikan cara pikir dan kehidupan kita menjadi lebih baik pula.
Ilmu tidak memandang umur. Siapapun yang dianggap memiliki ilmu yang tinggi, serta baik manfaatnya untuk kehidupan dunia akhirat, maka kita layak untuk berguru kepadanya. Jangan pernah memandang remeh yang muda dan bahkan terlihat masih kecil. Seperti kisah para imam besar, yang berguru kepada Imam Syaf’i. Padahal saat itu Imam Syafi’i masih berumur 9 tahun.
Ustadz yang kental logat Jayakartanya ini juga menjelaskan, bagaimana cara kita beramal, dengan tidak pernah enggan untuk meminta kepada Allah. Ini menunjukkan kepada Allah, bahwa kita adalah hamba-Nya yang lemah, tidak mampu melakukan apapun tanpa kehendak dari Allah.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah : sesungguhnya Aku sangat dekat, Aku perkenankan setiap doa seseorang yang berdoa apabila dia meminta kepada-Ku.” Q.S. Al Baqarah 186.
Lebih dari 150 orang mahasiswa dan dosen dari Indonesia beserta keluarga menghadiri silaturahim dan pengajian ini. Sehingga cukup ramai di tengah suasana kekeluargaan yang hangat.
Seorang hadirin, Ibu Meti Herawati, ibu rumah tangga dan istri dosen Indonesia di UTM, menanyakan tentang klasifikasi atau ukuran keikhlasan seseorang, karena banyak yang salah menyimpulkan suatu keadaan seseorang dalam beramal.
Maka dijelaskan oleh Ustadz Yusuf, contoh-contoh peristiwa dan sikap keikhlasan itu sendiri. Ustadz Yusuf menyebutkan istilah "roti kosong", yaitu suatu tindakan yang benar-benar disembunyikan dalam melakukan amalan kebaikan/sedekah.
Yang kedua disebut dengan "roti isi", yaitu tindakan yang tujuannya baik, disertai dengan kebaikan yang lain. Contohnya, dengan memberitahukan kepada yang lain, bahwa ada saudara kita yang tengah memerlukan dan disertai dengan sikap yang santun, menjaga etika agar tidak terjadi buruk sangka. Karena saat kita mampu memotivasi yang lain dalam bersedekah atau berbuat kebaikan, maka nilai pahala itu juga kita dapat merasakan tanpa kita ikut melakukannya.
Beliau juga memotivasi hadirin untuk menjaga sholat malam, agar seorang pelajar dapat berhasil meraih cita-cita. Juga melalui dzikir yang tidak pernah putus dalam keadaan apapun, sehingga kita selalu dekat dengan Allah SWT.
Beliau mengingatkan, saat kita merasa cita-cita dan doa tak terkabul, mungkin ada 10 dosa besar yang pernah kita lakukan di masa lalu, sehingga menjadi tabir terhadap do’a dan cita-cita tidak terkabulkan. Oleh sebab itu, kita perlu bertaubat dengan banyak berdzikir, terutama istghfar sebanyak-banyaknya. Insya Allah, dosa-dosa itu dapat diampuni. Akhirnya Allah SWT akan mudahkan segala urusan kita, mengabulkan setiap do’a dan harap kita.
Dalam bagian penutupnya, Ustadz Yusuf menghimbau semua yang hadir dalam pengajian, untuk bisa kembali ke Indonesia dan mampu berkontribusi memperbaiki tanah air. Tak lupa beliau mengajak hadirin untuk berpartisipasi dalam pembinaan rumah tahfiz yang beliau kelola saat ini.
Acara yang dipandu dengan sangat baik oleh Muhammad Qomaruddin (PhD Candidate Computer Science, Dosen FTI UNISSULA) itu, sebelumnya dibuka dengan pembacaan tilawah oleh Rino Ferdian (Alumni TE ITB, post graduate FKE UTM).
Kegiatan silaturahim dan pengajian itu sendiri digelar setelah penutupan acara olahraga PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia). Acara Perlombaan Olahraga Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (POPPIM) tersebut berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 20-22 April 2012 bertempat di kampus UTM. Pesertanya ialah para pelajar Indonesia dari berbagai perguruan tinggi di Malaysia, antara lain UKM (Universiti Kuala Lumpur), UIA (Universiti Islam Antarabangsa), UTP (Universiti Teknologi Petronas), UTeM (Universiti Teknikal Malaysia), Sunway University, dan MMU (Multimedia University).
Choiriyah
Penulis adalah ibu dua orang anak. Lahir dan besar di kota Malang, Jawa Timur. Kini di Malaysia, mendampingi suami studi S3. Bergiat di FLP Johor dan IKMI (Ikatan Keluarga Muslim Indonesia) Johor. Tulisan-tulisannya telah dan sedang proses terbit dalam sejumlah antologi. Tekadnya ialah untuk lebih banyak berkarya untuk dakwah bil Qolam.