Islamedia - Ketua Gerakan “Nahdhoh” Tunisia, Syeikh Rashid Ghanusi menegaskan bahwa revolusi 14 Januari tidak semata menentang kezaliman, tirani dan korupsi saja, namun juga menentang hubungan mencurigakan, terutama dengan entitas Israel, beliau menyebutkan sejumlah pembunuhan terhadap pimpinan Palestina di Tunisia.
Dalam pertemuan Ahad kemarin (1/4) di kota Jandubah dengan anggota dan pendukung gerakan, memperingati hari bumi Palestina, seperti dilansir sejumlah media Tunisia, Ghanusi menyatakan, “Palestina merupakan jantung umat Islam, semua yang mengancamnya adalah ancaman terhadap seluruh negeri Islam.” Ghanusi menegaskan, “Tidak ada kesempatan untuk melakukan normalisasi dengan entitas Israel.”
Berkaitan dengan revolusi Tunisia, Ghanusi menegaskan telah berhasil merealisir sejumlah langkah penting ke arah tujuannya. Namun ia mengingatkan bahwa kebebasan terkadang bisa melewati batas hukum yang justru mengancam stabilitas negara, yang membuat kita berada di hadapan dua pilihan: merdeka dengan sistem dan kebangkitan negara, atau tidak memiliki pilar ini dan memasuki fase kekacauan, hal inilah yang bertentangan dengan tujuan revolusi, ungkapnya. (infopalestina/qm)