
Islamedia - Assalamu ‘Alaikum, afwan Ust, mau tanya bagaimana ucapan salam di akhir
shalat, karena ada yang baca ................. wa rahmatullah, ada yang
.......................... wa barakatuh. Mohon dengan haditsnya. (dari
081383368xxx)
Jawaban :
Bismillah wal
Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi
wa man Waalah, wa ba’d:
Tentang ucapan salam selesainya shalat, baik As Salamu ‘Alaikum wa
Rahmatullah wa Barakatuh atau As Salamu ‘Alaikum wa
Rahmatullah saja, atau As Salamu ‘Alaikum
saja, ketiganya ada dalam sunah.
Pertama. Berikut ini keterangan bacaan salam dengan lafaz:
As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Dari ‘Alqamah bin
Wa-il, dari ayahnya, katanya:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Saya shalat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Beliau
mengucapkan salam ke kanan: “As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh,”
dan ke kirinya: “As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah.” (HR. Abu Daud
No. 997)
Sederetan muhaqqiqin telah menshahihkan hadits ini dan memastikannya
ada dalam kitab Sunan Abi Daud.
Syaikh Al Albani berkata: “Isnad hadits ini shahih, dan dishahihkan oleh Imam An Nawawi, Imam
Ibnu Hajar Al ‘Asqalani, lalu juga oleh Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id, dan Imam Ibnu
Sayyidin Naas.” (Shahih Abi Daud No. 915), Imam Ibnu Abdil Hadi
juga mengatakan shahih. (Al Muharrar fil Hadits, 1/207, No. 271)
Sebagian ulama, seperti Imam Ibnu Ash Shalah Rahimahullah mengatakan
bahwa tambahan “wa barakatuh” tidak ada dalam kitab-kitab hadits.
Pernyataan ini telah dikoreksi Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani Rahimahullah
sebagai berikut:
تنبيه : وقع في صحيح ابن حبان من حديث
ابن مسعود زيادة " وبركاته " ، وهي عند ابن ماجه أيضا ، وهي عند أبي
داود أيضا في حديث وائل بن حجر ، فيتعجب من ابن الصلاح حيث يقول : إن هذه الزيادة
ليست في شيء من كتب الحديث
Peringatan: hadits ini terdapat dalam Shahih Ibnu Hibban dari haditsnya
Ibnu Mas’ud dengan tambahan “wa barakatuh”, ini juga diriwayatkan Ibnu
Majah, juga Abu Daud dalam hadits Wa-il bin Hujr, maka sungguh mengherankan apa
yang dikatakan Ibnu Ash Shalah ketika dia berkata: “Sesungguhnya tambahan
tersebut tidak ada sedikit pun dalam kitab-kitab hadits.” (At Talkhish Al
Habir, 1/271)
Al Hafizh Ibnu Hajar –sebagaimana dikutip oleh Asy Syaikh Abul Hasan
Ubaidullah Al Mubarkafuri- juga
mengoreksi Imam An Nawawi yang menyebutkan bahwa kalimat “wa barakatuh” hanya
diriwayatkan secara menyendiri. Beliau berkata:
فهذه عدة طرق تثبت بها
"وبركاته"، بخلاف ما يوهمه كلام الشيخ أنها رواية فردة-انتهى
Inilah sejumlah jalur yang dengannya menjadi shahih kalimat “wa
barakatuh”, berbeda dengan yang disangka oleh Asy Syaikh (An Nawawi) bahwa
itu adalah riwayat yang menyendiri. Selesai. (Mir’ah Al Mafatih,
3/307)
Nah, dari hadits di atas terlihat jelas sunahnya tambahan “wa barakatuh”,
hanya saja mereka menyunnahkan hanya pada salam yang pertama sebagaimana yang nampak secara tekstual dalam
haditsnya. Disebutkan oleh pengarang
kitab Al Minhal:
وبهذا تعلم استحباب زيادة " وبركاته " في
التسليمة الأولى
Maka dengan ini Anda mengetahui sunahnya tambahan “wa barakatuh”
dalam salam yang pertama. (Al Minhal, 6/117)
Ini juga pendapat Syaikh Al Albani Rahimahullah, bahwa tambahan
tersebut hanya pada salam pertama. (Tamamul Minnah, Hal. 171)
Tetapi, Imam Abdurrazzaq meriwayatkan dalam Al Mushannaf-nya, bahwa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengucapkan As Salamu ‘Alaikum wa
Rahmatullah wa Barakatuh secara jahr (diekraskan) hingga terlihat
pipinya yang putih, baik ke kanan (salam pertama) dan ke kiri (salam kedua). (Al
Mushannaf Abdurrazaaq, 2/219), itu juga dilakukan oleh sahabat Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, ‘Ammar bin Yasir. (Ibid, 2/220), Syaikh
Muhammad bin Ali bin Adam mengatakan:
semua rijal dalam isnad hadits ini terpercaya. (Raf’ul Ghain, Hal. 5)
Imam Al Bazzar juga meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengucapkan As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa
Barakatuh sebanyak dua kali ke kanan dan kiri. (Musnad Al Bazzar
No. 1574)
Selain itu, Imam Ibnu Hazm Rahimahullah juga meriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengucapkan salam ke kanan As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh,
ke kiri juga As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh. (Al
Muhalla, 3/275), riwayat yang seperti ini – dari Ibnu Mas’ud- juga
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban (No. 1993) dan Imam Ibnu Khuzaimah (No.
728) dalam kitab Shahih-nya masing-masing.
Maka, tambahan “wa barakatuh” baik dalam salam pertama dan kedua
adalah masyru’ (disyariatkan) sebagaimana keterangan dalil dan komentar
para imam di atas.
Kedua. Lafaz bacaan salam: As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah
Dari ‘Ammar bin Yaasir Radhiallahu ‘Anhuma, beliau berkata:
كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ
حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Dahulu ketika mengucapkan salam, Beliau menengok ke kanan dan kirinya
sampai terlihat pipinya yang putih (dan mengucapkan): Assalamu ‘Alaikum wa
Rahmatullah Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah. (HR. Abu Daud No. 996,
Ibnu Majah No. 916)
Syaikh Al Albani mengatakan: shahih. (Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No.
996)
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam:
أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ
يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Bahwa nabi mengucapkan salam ke kanan dan ke kirinya: Assalamu ‘Alaikum
wa Rahmatullah Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah. (HR. At Tirmidzi No.
295, katanya: hasan shahih)
Imam At Tirmidzi mengatakan:
والعمل عليه عند
أكثر أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ومن بعدهم وهو قول سفيان الثوري
وابن المبارك وأحمد وإسحق .
Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dan generasi setelah mereka, dan ini adalah pendapat
Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarak, Ahmad, dan Ishaq. (Lihat Sunan At
Tirmidzi No. 295)
Salam seperti ini juga dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar Radhiallahu
‘Anhuma, sebagaimana kesaksian dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu
‘Anhu. (Imam An Nasa’i, As Sunan Al Kubra No. 1242)
Ketiga. Lafaz salam yang paling singkat: As Salamu
‘Alaikum
Dari Jabir bin
Samurah, katanya:
كنا نصلي خلف النبي صلى الله عليه وسلم فقال: (ما
بال هؤلاء يسلمون بأيديهم كأنها أذناب خيل شمس إنما
يكفي أحدكم أن يضع يده على فخذه ثم يقول: السلام عليكم السلام عليكم) رواه النسائي
وغيره وهذا لفظه.
“Kami shalat di belakang Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, dia bersabda: “Kenapa mereka mengucapkan salam sambil
mengisyaratkan tangan mereka, tak ubahnya seperti kuda liar! Cukuplah bagi
kalian meletakkan tangannya di atas pahanya, lalu mengucapkan: Assalamu
‘Alaikum, Assalamu ‘Alaikum. “ (HR. An Nasa’i No. 1185, dan lainnya, dan ini adalah lafaz
darinya. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan An
Nasa’i No. 1185)
Hadits yang seperti di atas juga diriwayatkan imam lainnya –juga dari Jabir
bin Samurah- dengan lafaz yang sedikit berbeda. (HR. Muslim No. 431, Ath
Thahawi dalam Syarh Ma’anil Atsar No. 1486, Abu ‘Uwanah dalam Musnadnya No.
2057, Ibnu ‘Asakir dalam Al Mu’jam No. 801, dll)
Cara salam seperti ini juga dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib. (Mushannaf
Abdurrazzaq No. 3131, Ma’rifatus Sunan Lil Baihaqi No. 978, Kanzul
‘Ummal No. 22380), Abdurrahman bin Abi Laila (Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah No. 3077), dan lainnya.
Sekian. Wallahu A’lam
Wa Shallallahu ‘ala Sayyidil Anbiyaa wal Mursalin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi ajma’in.
Farid Nu'man Hasan