Islamophobia : Sholat di Kantin Pun Jadi Kontroversi

Islam edia - Kantin sekolah di Toronto, Kanada, ini memang berbeda. Selain menyajikan makanan dan minuman, kantin ini juga men...

Islamedia - Kantin sekolah di Toronto, Kanada, ini memang berbeda. Selain menyajikan makanan dan minuman, kantin ini juga menyediakan fasilitas shalat Jumat.

Inilah Valley Park Middle School alias Sekolah Menengah Pertama (SMP) Valley Park yang berada di Toronto, Kanada.

Berita yang dimuat laman Aljazirah edisi 20 Juli lalu ini menyebutkan bahwa isu sekolah yang menyediakan fasilitas shalat ini diangkat seorang bloger Kanada dengan nama Blazing Cat Fur. Setelah di-posting, tulisan di blog ini langsung menyulut beragam reaksi di dunia maya.

Muncullah debat online, wajarkah sekolah di Kanada memfasilitasi kegiatan bernuansa keagamaan seperti shalat?

Valley Park Middle School adalah sekolah dengan sistem sekuler. Namun sejak tiga tahun lalu, sekolah ini mengizinkan kantin mereka dipakai untuk beribadah shalat. Alasannya sederhana saja, “Seluruh sekolah kita mengizinkan murid-muridnya meminta waktu untuk shalat.

Banyak murid yang minta izin shalat, kemudian mereka tidak kembali.“ Jadi, agar lebih nyaman bagi murid sekaligus menghindari bolos, sekolah mulai menyediakan fasilitas shalat di dalam kantin sekolah.

“Pihak sekolah membantu menyiapkan kantin dan membuatnya seperti masjid pada setiap Jumat. Tak seorang pun non-Muslim boleh menggunakan kantin ini selama shalat Jumat,“ demikian tulis Blazing Cat Fur.

Tulisan ini langsung ditanggapi bloger lain yang menyebut dirinya sebagai pengawas jihad.

“Saya senang, masih ada orang yang mengawasi dan mengangkat masalah ini ke publik, Islam saat ini menjadi kegelapan yang mengancam dunia.“

Dewan sekolah pun langsung menanggapinya. “Dalam kasus Valley Park, sekolah tidak mengajarkan kegiatan keagamaan.

Kami hanya mengakomodasi kebutuhan spiritual dan keagamaan para siswa, seperti halnya sekolah-sekolah lainnya di negeri ini terhadap komunitas berbagai agama lainnya.“ Menyoal gender Kritik lainnya juga mempersoalkan diskriminasi gender.
Pasalnya, foto saat murid-murid sedang shalat menunjukkan murid wanita berdiri di belakang barisan murid pria. Sedangkan murid yang sedang menstruasi ditempatkan di bagian paling belakang.

Lalu muncullah tulisan opini di Toronto's National Post, dengan judul “Spreading Islamist misogyny--with your tax dollars“ atau "Menyebarkan Islam yang Membenci Wanita-dengan uang pajak Anda“.

Setelah debat dunia maya dan tulisan, ada hal lain yang terjadi pada Senin (25/7).
Laman City News Toronto memuat unjuk rasa yang digelar beberapa kelompok yang terdiri atas sejumlah agama di luar kantor Toronto District School Board (TDSB). Mereka memprotes fasilitas shalat yang digelar Valley Park Middle School.

Dalam rekaman video terlihat pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk dan poster. Sebuah poster menyebutkan, “Islam No“ dan poster lain ber tuliskan “Don't use my taxes to promote sharia law“ (Jangan gunakan pajak saya untuk mempromosikan hukum Islam--Red).

Keluhan sebenarnya mulai disampaikan awal tahun ini oleh Ron Banerjee, yang mengklaim diri mewakili Canadian Hindu Advocacy. “Jika ada 400 murid yang keluar-masuk... tentu sangat mengganggu,“ kata Banerjee, penggalang unjuk rasa kali ini.

“Ini sikap diskriminatif., banyak pertanyaan muncul, `Mengapa Muslim dibiarkan melakukan semua itu?' Ini bagian dari Islamisasi masyarakat.“

Unjuk rasa ini juga diikuti Jewish Defence League of Canada dan Christian Heritage Group.

Namun, menurut Direktur Pendidikan TDSB, Chris Spence, keputusan menggelar shalat Jumat di sekolah dibuat setelah berkonsultasi dengan warga sekolah, termasuk orang tua murid. Tak seorang pun di antara mereka yang keberatan dengan shalat Jumat ini.

Maklum saja, sekitar 80 persen murid di sekolah ini memang Muslim. Menurut TDSB, penyelenggaraan shalat Jumat ini semata untuk mengakomodasi hak kepercayaan seperti tertuang dalam Ontario Human Rights Code.

Namun, Banerjee tak sepakat. Mungkin ini mencerminkan lika-liku kehidupan di tengah beragam agama, di mana Islam masih dipandang sebagai sebuah ancaman.

Uniknya, kelompok Hindu terbesar di Kanada, yaitu Canadian Hindu Network, berkomentar berbeda. Menurut kelompok ini, pandangan Canadian Hindu Advocacy atau Banerjee tidak mewakili pandangan penganut Hindu pada umumnya.[rep/yeyen]