Islamedia - Mubaligh kondang asal Riau Ustadz Abdul Somad (UAS) melakukan dialog empat mata dengan calon Presiden Prabowo Subianto dengan disiarkan oleh stasiun televisi TVONE pada hari kamis, 11 April 2019.
Dialog berdurasi 12:51 menit juga dipublikasikan melalui chanel resmi milik UAS, Tafaqquh video.
Saat dialog, Prabowo lebih banyak mendengarkan tausyiah dan nasihat yang disampaikan UAS dengan seksama.
Berikut ini transkrip lengkap dialog antara UAS dan Prabowo
https://www.youtube.com/watch?v=wqZXuHkfiYs
[islamedia].
Dialog berdurasi 12:51 menit juga dipublikasikan melalui chanel resmi milik UAS, Tafaqquh video.
Saat dialog, Prabowo lebih banyak mendengarkan tausyiah dan nasihat yang disampaikan UAS dengan seksama.
Berikut ini transkrip lengkap dialog antara UAS dan Prabowo
https://www.youtube.com/watch?v=wqZXuHkfiYs
PRABOWO
SUBIANTO: Terimakasih Ustadz,
bisa jumpa dengan saya. Saya mengikuti, ustadz sudah banyak berkeliling di
Indonesia. Nah, apa yang ustadz lihat selama keliling di Indonesia, akhir-akhir
ini.
USTADZ ABDUL SOMAD: Saya susah saya bilang mengawali ceramah itu.
"Mari kita dengar tausiyah dari Al-Mukarram Abdul Somad". Begitu saya
naik ke atas, semua orang (mengangkat dua jari simbol Capres 2 sambil bilang):
"Ustadz...". Saya bilang; "kalian kan punya jari sepuluh. Kenapa
yang diangkat cuman dua".
(PS dan UAS tertawa kecil)
USTADZ ABDUL SOMAD: Itu saya ucapkan untuk menetralisir. Karena
ini kan ada Panwaslu, Bawaslu.
(PRABOWO SUBIANTO: Iya benar)
USTADZ
ABDUL SOMAD: Saya tidak ingin
Tabligh Akbar itu menjadi politik. Udah turun, sampai protokol bilang;
"Jamaah, tolong jangan acungkan jari".
--------------------------------------------
PRABOWO
SUBIANTO: Itu dimana-mana, Ustadz?
USTADZ ABDUL SOMAD: Dimana-mana pak. Bapak bisa lihat rekaman
(ceramah saya). Nanti ketika saya sampaikan; "Mari kita bershalawat".
Kan untuk merubah suasana. "Shalalahu 'ala Muhammad", umat begini
lagi (UAS menunjukkan dengan menggoyangkan tangan dan mengacungkan dua jari).
--------------------------------------------
PRABOWO SUBIANTO: Rata-rata dimana-mana ya Ustadz?.
USTADZ ABDUL SOMAD: Rata-rata. Dari mulai ujung Aceh sampai ke
Pulau Madura, sampai ke Sorong. Jadi, saya melihat ini, umat sedang berharap
besar pada bapak. Itu yang saya lihat.
Jadi ada satu keranjang amanah, Ijtima Ulama mengamanahkan ini
amanah Allah taala, melalui firasat Ijtihad Ulama. Tapi umat juga. Jadi ada dua
dukungan, ulama dengan umat. Mereka berikan.
Dalam keranjang ini, ada
pisau, ada bunga, ada buah, ada pena. Maka dua pesan Allah:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ
أَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanat
kepada yang layak menerimanya..." (potongan QS An-Nisa’: 58)
Bapak letakkan amanah ini, yang pisau bapak beri ke anak-anak
muda, karena mereka akan pergi ke hutan berburu. Yang buah, bapak berikan ke
anak-anak, agar mereka makan buah supaya fresh. Yang bunga bapak berikan kepada
anak gadis, agar mereka berikan kepada suaminya yang sudah menikah. Sedangkan
pena bapak berikan kepada ulama supaya menulis.
Jangan bapak berikan pisau kepada anak kecil. Dia akan melukai.
Letakkan amanah ini sesuai dengan tempatnya.
Dan pesan Allah yang kedua:
وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
"Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil..." (sambungan QS An-Nisa’: 58)
Begitu Ijtima Ulama berkumpul dan umat menyambut, ini amanah
sedang di pundak bapak, bapak (mesti) adil. Adil. Jangan bapak beri (ke salah
satu pihak) terlalu besar, (tapi ke yang lainnya kecil). Bapak lihatlah. Dengan
keadilan. Hadits Rasul:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ...
“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yang pertama, Imam (pemimpin)
yang adil... (Hadits shahih, diriwayatkan salah satunya oleh Bukhari (No. 660,
1423, 6479, 6806))
Mudah-mudahan bapak termasuk (kedalam golongan pemimpin yang
adil)
--------------------------------------------
PRABOWO SUBIANTO: Aamiin. Jadi saran Ustadz, apa yang harus saya
lakukan?
USTADZ ABDUL SOMAD: Buah durian, kalau hanya sekedar berputik,
orang cuek. Tapi kalau dia sudah berbuah harum ranum, maka ada orang akan
melempar, monyet akan naik. Sekarang buahnya sedang harum. Maka bapak (harus)
tabah, kuat, serahkan pada Allah. "Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa
Billah".
Ini jihad yang paling besar. Jihad menjadi pemimpin.
Sampai-sampai kata Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan:
“Seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu, maka mintalah
pemimpin yang adil" (tertulis dalam Al-Furu’, 2:120).
--------------------------------------------
PRABOWO
SUBIANTO: Itu doa dari?
USTADZ ABDUL SOMAD: Imam Ahmad bin Hanbal atau Imam Hambali.
Seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu, maka mintalah untuk Republik
Indonesia itu pemimpin yang adil.
Kalau bapak adil, seluruh negeri ini akan mendapatkan keadilan.
--------------------------------------------
PRABOWO SUBIANTO: Mungkin ada lagi pesan-pesan atau
harapan-harapan perjuangan kita?
USTADZ ABDUL SOMAD: Saya kan dulu selalu mengatakan kalau saya
ikut Ijtima Ulama. Lalu setelah ulama berijtima dan berkumpul, jatuh pilihannya
kepada bapak. Kemudian (saya) keliling-keliling kemana-mana, saya melihat umat
meneriakkan; "Prabowo! Prabowo!".
Tapi saya masih.....(UAS diam tak melanjutkan kalimatnya).
USTADZ ABDUL SOMAD: Karena mata kita kadang tertipu. Di sungai
kita lihat ada tongkat bengkok. Tapi ketika kita tarik, ternyata lurus. Mata
menipu. Saya khawatir jangan-jangan saya tertipu dengan bapak.
Oleh sebab itu, saya cari ulama yang tidak masyhur, tidak
populer. Yang sekarang ini ulama yang masyhur. Yang di Youtube yang di TV.
Tapi ini (yang saya cari), ulama yang tidak dikenal orang. Tapi
mata batin (bashirah)nya bersih. Allah bukakan hijab kepada dia. Ini
ulama-ulama yang tidak perlu materi. Mungkin bapak tidak kenal mereka.
Dan saya tidak pernah tanya kepada mereka; "kira-kira saya
pilih yang mana". Ngga. Saya biarkan dia baca hati saya. Ngerti ngga dia
dengan hati saya.
Dan ketika datang, saya dekati telinga saya ke dia. Apa kata
dia; "Saya mimpi 5 kali ketemu dia". Saya tanya; "siapa?".
Dia jawab; "Prabowo".
Kalau mimpi satu kali, boleh jadi dari Syetan. Lima kali dia
mimpi dia lihat bapak. Itu sinyal dari Allah.
Saya jalan lagi, saya cari lagi ke tempat lain. Ketika salaman,
dekati telinga saya, dia bisiki; "Prabowo". Nama bapak dia sebut.
Ini ulama-ulama yang tidak dikenal karena hebatnya di tengah
masyarakat. Bukan viral seperti saya.
Saya datang ke satu tempat. Ini unik, aneh. Dia tidak mau makan
nasi kalau berasnya dibeli di pasar. Berasnya ditanam sendiri. Karena kalau
beli di pasar, (khawatir ada unsur) riba. Dia hanya minum kalau sumurnya digali
sendiri. Dan tidak mau menerima tamu perempuan. Dan pernah menteri datang,
diusir.
Menteri datang, dia usir: "pulang", katanya.
Saya khawatir, begitu datang saya, dianggap niatnya Somad tidak
baik, diusir pulang. Malu saya. Tapi saya tetap nekat datang.
Biasanya tamu kalau kesana, dua menit tiga menit, minta doa
terus "udah, sana" (disuruh pergi).
Saya datang. Setengah jam, pak. 30 menit, dia bicara empat mata
dengan saya. Di akhir pertemuan pas mau pulang dia bilang: "Prabowo".
--------------------------------------------
PRABOWO
SUBIANTO: Dia bilang begitu?
USTADZ ABDUL SOMAD: Dia bilang begitu.
Jadi, saya berpikir lama. Ini kalau saya diamkan (isyarah para
ulama) sampai Pilpres usai. Kenapa mereka cerita ke saya, tiap malam saya
berpikir, kenapa mereka cerita ke saya. Berarti saya harus sampaikan.
Kalau tidak, ini seumur hidup sampai saya mati dalam penyesalan.
Abdul Somad kenapa tidak kau ceritakan?
Setelah ketemu ini, selesai, kuserahkan semuanya kepada Allah
SWT. Kuserahkan semuanya kepada Engkau ya Allah, yang penting sudah
kusampaikan.
Plong. Malam ini saya bisa tidur lelap.
Hanya saja, tentunya fitnah tentu banyak.
(Prabowo menyeka air matanya. Matanya sembab)
USTADZ
ABDUL SOMAD: Kalau bapak memang duduk
nanti menjadi Presiden. Terkait dengan saya pribadi, dua saja. Pertama, jangan
bapak undang saya ke Istana. Biarkan saya berdakwah masuk ke dalam hutan.
Karena memang saya dari awal dari sana. Saya orang kampung. Saya masuk hutan ke
hutan.
Yang kedua, jangan bapak beri saya jabatan. Apapun. Saya
diantara 40 cucu mbah kakek saya, dia bilang; "cucuku yang ini, satu ini
hanya sekolah agama untuk mendidik umat". Sudah. Selesai. Makanya tak
pernah sekolah umum.
Jadi biarkanlah saya terbang sejauh mata memandang, saya
ceramah.
Setelah bapak jadi nanti, biarlah ulama-ulama yang dekat-dekat
di Jakarta ini yang menjadi (pembantu bapak).
Bapak dengarkan cakap ulama, karena ulama berijtima mendukung
bapak. Dan ulama yang 'kasyaf' yang tembus mata batinnya yang melihat dalam
alam ghaib pun mendukung bapak.
Maka, ini anugrah besar. Tapi juga ujian besar. Saya berharap,
Allah menolong bapak dalam setiap gerak dan langkah.
--------------------------------------------
PRABOWO
SUBIANTO: Terima kasih..
USTADZ ABDUL SOMAD: Saya tak bisa, hadits mengatakan:
"Tahadu tahabu". Saling memberi hadiahlah kalian,
niscaya kalian saling mencintai. (HR. Imam Bukhari)
Saya tak kaya, tak ada duit saya untuk ngasih apa-apa ke bapak.
Saya kasih dua saja. Pertama, minyak wangi Oud. Oud itu kayu gaharu. Simbolnya,
supaya bapak menebarkan keharuman di negeri ini.
Yang kedua, tasbih. Oud untuk orang lain bapak harum semerbak.
Tasbih, tidak bisa hati bapak kosong. Bapak harus banyak berdzikir. Ini tasbih
kesayangan saya. Tasbih dari batu natural stone. Namanya Syah Ma'sud dari
Persia. Paling saya sayang. Ini saya beli di Madinah.
Bapak tak perlu pegang ini didepan orang banyak. Nanti disangka
orang pencitraan. Bapak cukup (shalat) tahajjud malam, bapak berdzikir, afdhal
dzikir (dzikir terbaik) adalah dzikir "Laa Ilaaha Ilallah (Tiada Tuhan selain
Allah)".
Laa Ilaaha Ilallah.. Laa Ilaaha Ilallah..Laa Ilaaha Ilallah..Laa
Ilaaha Ilallah..Laa Ilaaha Ilallah..
Mulut berdzikir, hati di sebelah kiri (telapak tangan kanan UAS
menekan lama dada kiri PS sambil berdzikir).
Dengan "Laa Ilaaha Ilallah", kita hidup. Dengan
"Laa Ilaaha Ilallah", kita mati. Dengan "Laa Ilaaha
Ilallah" juga kita akan berjumpa bersama Rasulullah SAW.
Ini yang bisa saya sampaikan. Apa yang terjadi setelah ini, kita
serahkan sama Allah SWT.
--------------------------------------------
PRABOWO
SUBIANTO: Terimakasih.
Terimakasih Ustadz (UAS dan PS saling bersalaman)
USTADZ ABDUL SOMAD: Sama-sama kita berdoa kepada Allah.
Ya Allah, tanaman taufik dan hidayahMu ke dalam hati kami,
sehingga kami bisa berjuang menolong agamamu, dengan amal yang Kau cintai dan
Kau ridhai.
Jadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia negeri yang aman,
damai, tenteram, menjunjung kebhinnekaan, dibawah Panji Pancasila.
Berikan kami pemimpin yang adil dan amanah. Jangan Kau hukum
kami karena dosa-dosa kami. Jangan Kau angkat pemimpin pengkhianat yang tak
sayang kepada kami dan tak takut padamu ya Allah.
Jadikan negeri ini aman damai, negeri Baldatun Thayyibatun Wa
Rabbun Ghafur. Taqabalallahu Minna wa minkum. Minna wa minkum Taqabal yaa
Kariim.
(Transkip oleh: Bambang Prayitno)
[islamedia].