
Mustafa mengatakan, penolakan “Israel” ini menuntut upaya lebih untuk menyelesaikan masalah listrik di Gaza. Dia menjelaskan bahwa beberapa hari ini telah terjadi penambahan jam operasi listrik dari 5 jam menjadi 8 jam, sambil menunggu “Israel” menambah pasokan listrik ke Jalur Gaza.
Sejak blokade diberlakukan terhadap Jalur Gaza dan serangan penjajah Zionis berulang kali terhadap pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza, Jalur Gaza mengalami krisis serius dalam masalah penyediaan listrik, tambah lagi kelambatan pasokan solar khusus untuk mengoperasi pembangkit listrik sepanjang waktu.
Listrik Jalur Gaza bergantung sebesar 120 megawatt dari “Israel” atau 25% dari cadangan normal energy yang totalnya antara 420-460 megawatt, sementara itu 32 megawatt bergantung dari Mesir.
Dalam agresi terakhir ke Jalur Gaza, Zionis menggempur stasiun pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza, sehingga mengakibatkan terjadinya krisis serius lisrik di Jalur Gaza. (asw/infopalestina.com)